Jumat 02 Jul 2021 04:25 WIB

Darurat Covid-19, Pemprov Jabar Geser Anggaran Rp 140 Miliar

Keputusan ini membawa konsekuensi pada pemulihan ekonomi.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa pasien Covid-19 menuju Ruang Isolasi Khusus (RIK) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Kamis (1/7). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (30/6), tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang melayani Covid-19 dan tidak melayani Covid-19 telah mencapai 91,12 persen dengan rincian sebanyak 15.276 dari total 16.765 tempat tidur telah terisi. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) membawa pasien Covid-19 menuju Ruang Isolasi Khusus (RIK) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Jalan Rumah Sakit, Kota Bandung, Kamis (1/7). Berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) pada (30/6), tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang melayani Covid-19 dan tidak melayani Covid-19 telah mencapai 91,12 persen dengan rincian sebanyak 15.276 dari total 16.765 tempat tidur telah terisi. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat Jabar perketat protokol kesehatan (Prokes) selama pemberlakukan PPKM darurat. Menurut

Ridwan Kamil, pihaknya juga meminta maaf karena ada 11 proyek infrastruktur dengan anggaran Rp 140 miliar yang akan digeser untuk diperbantukan menangani situasi kedaruratan Covid-19.

“Anggaran ini untuk mensubsidi gratis obat-obatan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri. Itu akan jadi tanggung jawab kita,” ujar Ridwam Kamil yang akrab disapa Emil dalam jumpa pers daring di Bandung, Kamis (1/7).

Menurut Emil, subsidi ini akan diatur lewat aplikasi Pikobar dimana nantinya warga yang mengajukan akan mendapatkan bantuan obat dan suplemen gratis dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Dananya kami ambil dari 11 proyek infrastruktur, mudah-mudahan ini membantu penanganan,” katanya.

Emil mengatakan, keputusan ini membawa konsekuensi pada pemulihan ekonomi. Menurutnya sejak beberapa hari lalu, pihaknya meminta tim untuk menyisir ulang sejumlah proyek yang anggarannya bisa digeser. 

“Ada proyek yang belum dilelang, proyek yang bisa ditunda urgensinya di tahun depan, proyek yang dikurangi volumenya. Akhirnya ditemukan usulan bahwa ada 140-an miliar bisa kita gantikan dari 11 proyek,” paparnya.

Emil mengaku, pergeseran ini dipastikan akan berdampak pada pemulihan ekonomi.  Namun situasi kedaruratan dan simpati pihaknya pada kerja keras tenaga kesehatan dan dokter yang kewalahan, juga warga yang menyampaikan keluhan kesulitan biaya membeli obat saat isoman menjadi konsentrasi pihaknya.

“Ini konsekuensi karena keselamatan rakyat Jawa Barat itu prinsip utama yang kita dahulukan, kita komunikasikan ke daerah yang harusnya sudah mengerjakan,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement