Kamis 01 Jul 2021 17:00 WIB

Penanggulangan Pandemi Butuh Kolaborasi Berbagai Pihak

Penanggulangan pandemi diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Warga mengenakan alat pelindung diri (APD) menyemprotkan cairan disinfektan di area permukiman warga di Jalan Sekepanjang, Cikutra, Kota Bandung, Kamis (1/7). Warga yang tergabung dalam Satgas Covid-19 Unity 11 berinisiatif untuk melakukan penyemprotan disinfektan dan menyediakan paket makanan, vitamin serta kebutuhan lainnya secara gratis bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di kawasan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama di tengah pandemi Covid-19. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga mengenakan alat pelindung diri (APD) menyemprotkan cairan disinfektan di area permukiman warga di Jalan Sekepanjang, Cikutra, Kota Bandung, Kamis (1/7). Warga yang tergabung dalam Satgas Covid-19 Unity 11 berinisiatif untuk melakukan penyemprotan disinfektan dan menyediakan paket makanan, vitamin serta kebutuhan lainnya secara gratis bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di kawasan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama di tengah pandemi Covid-19. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Direktur Eksekutif Lembaga Filantropi Indonesia, Hamid Abidin, menilai penanggulangan pandemi diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak.

"Dengan banyaknya bantuan sosial, harusnya bisa dipilah-pilah. Mana yang bantuan pemerintah mana yang bantuan dari filantropi, agar tidak jadi tumpang tindih," kata dia saat menghadiri dalam kegiatan Public Expose Hasil Survei Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 Terhadap Perilaku Berderma ini.

Baca Juga

 

Dalam kondisi pandemi saat ini, ia juga menekankan perlunya perhatian kepada kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak dan difabel. Perempuan disebut mendapat tanggung jawab besar dalam waktu bersamaan, dimana mengurus rumah tangga dan mengasuh anak mengingat sekolah dilakukan jarak jauh.

Di sisi lain, berdasarkan riset Bank Dunia, disebutkan siswa di Indonesia sedikit tertinggal dalam hal penguasaan mata pelajaran. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) membuat anak harus beradaptasi dan memerlukan alat elektronik seperti ponsel pintar yang tidak bisa didapatkan oleh semua keluarga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement