Kamis 01 Jul 2021 15:04 WIB

Ini Kerugian Barcelona Usai Gagal Perpanjang Kontrak Messi

Dampak Messi harus dilihat dari tiga poin, yaitu ekonomi, olahraga, dan emosional.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Bintang Barcelona Lionel Messi.
Foto: AP Photo/Joan Monfort
Bintang Barcelona Lionel Messi.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Lionel Messi saat ini resmi berstatus free agent atau bebas transfer, dengan kontraknya yang habis 30 Juni 2021. Jika Messi tidak menandatangani kontrak baru, Barcelona bukan hanya kehilangan pemain paling berpengaruh tersebut, tapi juga bakal kehilangan sumber-sumber pendapatan.

Mulai hari ini, Barcelona tidak boleh menggunakan foto Messi di jersey baru atau apapun yang berhubungan untuk musim depan. Bahkan, La Blaugrana tidak boleh menjual jersey Messi untuk musim 2020/2021. Padahal Barcelona membutuhkan keuntungan usai dihantam pandemi Covid-19.

Baca Juga

Marc Menchen, direktur dan pencipta 2Playbook, dan Ivan Cabeza, ekonom dan partner pendiri Laudem Partners, mengungkapkan betapa berharganya Messi bagi keuangan Barcelona. Menurut Menchen dan Cabeza, Messi memberikan keuntungan sebesar 130 juta euro sampai 200 juta euro. Ekonom menilai, dampak Messi harus dilihat dari tiga poin, yaitu ekonomi, olahraga, dan emosional.

''Setiap tahun dia pasti memberikan (keuntungan) antara 130 juta (euro), minimal, dan 200 juta (euro), maksimal. Oleh karena itu, jika mengambil proporsi dari gaji, bonus dan lainnya untuk semusim, pendapatan itu jauh dari jumlah yang diterima Messi,'' kata Cabeza dikutip dari Marca, Kamis (1/7).

Menurut Cabeza, ada beberapa hal yang memang tidak bisa dihitung secara kuantitatif. Tapi memberikan bukti betapa pentingnya Messi. Misalnya, 36 trofi yang dimenangkan Barcelona berkat kontribusi Messi. Selain itu, sebagian besar kontrak komersial dan sponsorship memiliki klausul yang berhubungan dengan Messi.

''Dari level emosional, brand Barcelona-Messi dikenal di seluruh dunia, ada turis yang datang ke Kota Barcelona hanya untuk melihat sang pemain, (hingga) pengikut di media sosial,'' kata Cabeza menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement