Rabu 30 Jun 2021 21:27 WIB

Erick Thohir Kaji Pembiayaan BUMN untuk Startup Lokal

Kebanyakan perusahaan rintisan justru mendapatkan pendanaan dari investor asing.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup
Foto: pixabay
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong BUMN membantu lahirnya startup atau perusahaan rintisan di Indonesia. Selama ini, kata Erick, kebanyakan perusahaan rintisan justru mendapatkan pendanaan dari investor asing. 

Erick berharap adanya equity financing atau pembiayaan ekuitas dari beberapa BUMN seperti BRI, Bank Mandiri, hingga Telkom untuk perusahaan rintisan.

Baca Juga

"Kemarin saya dengar beberapa BUMN tertarik dengan equity financing seperti ini, tapi saya review karena saya tidak mau jadi isu baru, semuanya berinvestasi kejar return tapi tanpa fondasi," ujar Erick saat HUT LinkAja ke-2 di Jakarta, Rabu (30/6).

Erick mengaku sedang mempelajari kemungkinan BUMN membantu pendanaan terhadap perusahaan rintisan melalui equity financing atau investasi kepada perusahaan rintisan sebagai strategi mendorong semakin banyaknya perusahaan rintisan lokal.

"Kami mendukung adanya ekosistem antara BUMN bersama swasta atau BUMN dengan perusahaan rintisan," ucap Erick.

Erick mengatakan Indonesia saat ini hanya memiliki hanya lima perusahaan rintisan dengan valuasi nilai mencapai 1 miliar dolar AS atau unicorn. Hal ini berbeda dengan China yang memiliki 101 unicorn dan Amerika Serikat (AS) dengan 207 unicorn, menjadikan keduanya sebagai pemimpin pasar rintisan saat ini. Kata Erick, Indonesia memiliki peluang menambah hingga 20 perusahaan rintisan unicorn. 

"Saya mengajak, pandemi ini harus jadi momentum untuk bertranformasi secara digital dan perbaiki rantai pasok, ini potensi yang luar biasa," lanjut Erick.

Erick berharap pandemi menjadi momentum dalam pengembangan ekonomi digital. Kata Erick, BUMN harus menjadi tulang punggung dalam pengembangan ekonomi digital Indonesia.

Pada tahun lalu, Erick juga sempat meminta PT Telkom Indonesia (Persero) untuk tidak menjadi old Dinasaurus yang terlambat besar dan akan punah. Erick ingin Telkom bertransformasi dalam penyiapan infrastruktur dan layanan digital seperti pusat data dan komputasi awan.

Erick optimistis upaya transformasi digitalisasi BUMN dapat terwujud mengingat sudah banyak pimpinan BUMN yang melek digital. Erick pun menjadikan digitalisasi dan inovasi sebagai indikator pada indikator kinerja utama setiap direksi.

"Kita juga tidak sungkan memberi kesempatan bagi generasi muda jadi pimpinan BUMN, sekarang targetkan lima persen direksi harus di bawah 42 tahun dan pada 2023 jadi 10 persen. Kami harap ini jadi mesin pertumbuhan dengan adanya kepemimpinan muda kita bisa menjadi bagian dari ekosistem ekonomi digital," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement