Rabu 30 Jun 2021 14:35 WIB

Otoritas Militer Myanmar akan Bebaskan 2.000 Tahanan

Militer Myanmar menjatuhkan dakwaan terhadap 24 selebritas.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran memberikan hormat tiga jari selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.
Foto: EPA/STRINGER
Demonstran memberikan hormat tiga jari selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Otoritas militer Myanmar berencana membebaskan sekitar 2.000 orang dari penjara di seluruh negeri. Sebanyak 700 di antaranya akan dibebaskan dari Penjara Insein Yangon.

Kepala penjara Zaw Zaw kepada kantor berita Reuters menolak untuk menjelaskan lebih lanjut dan memberikan rincian terkait nama-nama tahanan yang akan dibebaskan. Beberapa tahanan yang akan dibebaskan sebelumnya pernah mengambil bagian dalam aksi protes menentang kudeta

Baca Juga

Ada kabar yang berhembus bahwa tahanan akan dibebaskan pada Sabtu mendatang. Hal ini mengakibatkan beberapa anggota keluarga narapidana berkumpul di luar penjara. Sementara ratusan orang sudah menunggu di luar penjara pada Rabu pagi untuk mengantisipasi pembebasan beberapa narapidana.

Rencana pembebasan tahanan muncul sehari setelah pemerintah militer Myanmar menjatuhkan dakwaan terhadap 24 selebriti yang telah dinyatakan buron, karena terlibat dalam aksi pembangkangan sipil yang menentang kudeta.  Aktor, olahragawan, influencer media sosial, dokter, dan guru termasuk di antara ratusan orang yang terdaftar sebagai buronan karena menentang militer yang.

Beberapa dari 120 selebriti yang dicari termasuk penyanyi Lin Lin dan Chit Thu Wai, aktor Phway Phway, Eaindra Kyaw Zin dan Pyay Ti Oo dan model May Myat Noe.  Aktor dan model Paing Takhon, yang terkenal di Myanmar dan Thailand, ditangkap pada bulan April. Sementara aktor Pyay Ti Oo dan istrinya Eaindra Kyaw Zin menyerahkan diri.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, otoritas Myanmar telah mengeluarkan hampir 2.000 surat perintah penangkapan. Sementara, hingga saat ini lebih dari 5200 orang telah ditahan.

Sejak mengambil alih kekuasaan, militer telah menghadapi aksi protes harian, dan pemogokan yang melumpuhkan sektor bisnis. Selain itu, pemberontakan militer dan kelompok etnis di perbatasan juga meningkat.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement