Rabu 30 Jun 2021 14:21 WIB

Myanmar akan Bebaskan 700 Tahanan dari Penjara Insein

Lebih dari 5.000 orang telah ditahan sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Demonstran memberikan hormat tiga jari selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.
Foto: EPA/STRINGER
Demonstran memberikan hormat tiga jari selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON  -- Otoritas militer Myanmar akan membebaskan sekitar 700 tahanan dari penjara Insein Yangon pada Rabu. Demikian disampaikan kepala penjara Zaw Zaw kepada Reuters.

Namun, kepala penjara itu menolak untuk menyebutkan nama-nama tahanan yang akan dibebaskan.

Baca Juga

Aktivis menyebut, lebih dari 5.000 orang telah ditahan sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari dari pemerintah terpilih Myanmar yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Sebelumnya, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (18/6) telah menyerukan penghentian aliran senjata ke Myanmar dan mendesak militer untuk menghormati hasil pemilihan umum pada November 2020 serta membebaskan para tahanan politik, termasuk Suu Kyi.

Pada Sabtu (19/6), kementerian luar negeri Myanmar merilis pernyataan yang menolak resolusi PBB itu. Pihak militer Myanmar menganggap bahwa resolusi PBB itu dibuat "berdasarkan tuduhan sepihak dan asumsi yang salah".

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan sedikitnya 873 pengunjuk rasa sejak kudeta pada 1 Februari. Namun, pihak junta membantah angka itu.

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement