Rabu 30 Jun 2021 08:00 WIB

Wacana Nakes dari Luar Negeri, Ini Jawaban Wagub DKI

Jakarta membutuhkan tambahan 7.295 nakes.

Petugas mendata sejumlah tenaga kesehatan (nakes) usai vaksinasi massal di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Ahad (31/1/2021). Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta menggelar vaksinasi COVID-19 secara massal dan serentak untuk menekan penyebaran di kalangan nakes.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petugas mendata sejumlah tenaga kesehatan (nakes) usai vaksinasi massal di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Ahad (31/1/2021). Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta menggelar vaksinasi COVID-19 secara massal dan serentak untuk menekan penyebaran di kalangan nakes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pihaknya tidak membutuhkan tenaga kesehatan (nakes) untuk penanganan pasien Covid-19 dari luar negeri. Ia meyakini, pihaknya bisa mengatasi persoalan kurangnya nakes."Luar negeri juga membutuhkan. Kita bisa atasi sendiri," kata Ariza kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa (29/6). 

Menurt Ariza, Pemprov DKI tak perlu mendatangkan nakes dari luar negeri karena di Tanah Air masih banyak nakes. Masih ada dokter, perawat, bidan, dan tenaga sukarelawan. 

Tapi, pada kesempatan sama, Ariza menyebut semua nakes yang ada di Indonesia sudah dibagi ke setiap provinsi oleh Kementerian Kesehatan. Ariza pun berencana untuk merekrut sukarelawan dan dilatih untuk siap menjadi nakes. 

Menurut dia, Jakarta membutuhkan tambahan 7.295 nakes. Rinciannya, 2.156 orang tenaga profesional untuk penanganan pasien dan 5.139 orang vaksinator. 

Nakes di fasilitas kesehatan yang ada di Jakarta memang sudah kewalahan. Sebab, daya tampung fasilitas kesehatan sudah hampir mendekati batas maksimalnya. Per 27 Juni, tempat tidur isolasi terisi 93 persen dan tempat tidur ICU terisi 87 persen di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta. 

Hal itu terjadi karena kasus harian Covid-19 terus melonjak. Pada Sabtu (26/6) dan Ahad (27/6) tercatat kasus hariannya sama-sama sembilan ribu lebih. Itu adalah rekor tertinggi sepanjang pandemi melanda Ibu Kota. Senin (28/6) tercatat delapan ribu lebih dan Selasa (29/6) terdata tujuh ribu lebih.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement