Rabu 30 Jun 2021 05:56 WIB

BNI Dorong Bootcamp Digital Lokal Hasilkan Talenta Terbaik

Kebutuhan akan software engineer mencapai 600 ribu orang per tahun.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Pelaku UMKM melakukan digitalisasi produk saat mengikuti pelatihan onboarding ke ekosistem digital dalam rangkaian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pelaku UMKM melakukan digitalisasi produk saat mengikuti pelatihan onboarding ke ekosistem digital dalam rangkaian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk menjadi software engineer yang mandiri baik dalam membangun perusahaan rintisan sendiri maupun berkarier di perusahaan yang sudah mapan, PT Bank BNI (Persero) Tbk mendorong lembaga pelatihan digital lokal. Agar, bisa menghasilkan talenta yang mumpuni dan mampu mengikuti perkembangan kebutuhan di industri teknologi informasi di Tanah Air.

Menurut Kepala divisi strategi dan arsitektur IT Bank BNI, Ari Pratiwi, peluang tersebut dapat dilakukan mengingat masih tingginya kebutuhan akan software engineer.  Hingga saat ini kebutuhannya mencapai 600 ribu orang per tahun. 

"Buat temen-temen disini, kita juga punya digital talent bootcamp, bekerja sama dengan local university. BNI corporate services gitu ya yang berhubungan dengan education, kita akan melakukan beberapa bootcamp, mungkin salah satunya bekerja sama dengan Rumah Coding Cerdas, untuk memenuhi kebutuhan talenta software engineer itu. Ini dilakukan karena kita tidak akan bisa menjalankan semua sendiri," ujar Ari dalam webinar Rumah Coding Cerdas: Menjadi Software Engineer, Tuan Rumah di Negeri Sendiri, belum lama ini.

Ari mengatakan, Rumah Coding Cerdas (RCC) adalah wadah maupun gerakan untuk membangun program pelatihan bagi siapapun yang berminat menekuni bidang pemrograman di Tanah Air. RCC dalam implementasi program adalah fokus kepada pengembangan software engineer di Indonesia agar dapat menjadi full stack javascript, yang kini sedang banyak dibutuhkan banyak perusahaan di berbagai industri.

Para peserta dalam pelatihan juga, kata dia, akan diajarkan dari mulai fundamental sampai menjadi programmer mandiri. Rumah Coding Cerdas memiliki visi besar dan jauh ke depan untuk develop, empower dan membantu membangun networking (relasi) bagi setiap peserta didiknya.

Menurut Koordinator Rumah Coding Cerdas, Rachmat Fajrin, kebutuhan programmer per tahun sampai dengan saat ini adalah 600 ribu dan belum bisa dipenuhi sampai dengan saat ini.

"Melalui Rumah Coding Cerdas ini, kami mencoba berkolaborasi dengan instansi terkait untuk membuat Indonesia menjadi semakin maju melalui wadah - wadah untuk peminat pemrograman,” katanya.

Peluang di Tengah Kelangkaan

RCC, kata dia, sekaligus menjawab terbatasnya akses talenta-talenta software engineer lokal, yang tersebar di seluruh pelosok, terhadap peluang untuk terus berkembang, ditengah langkanya ketersediaan SDM di pasaran.

“Biasanya mereka yg sudah siap, selalu bergabung ke perusahaan-perusahaan besar. Padahal peluang untuk berkembang itu ada di tempat lainnya. Bisa menjadi software engineer mandiri. Dan yang akan kita fasilitasi adalah bagaimana menghubungkan mereka dengan pihak yang membutuhkan,” kata Fajrin.

Hal senada disampaikan CEO Santara Reza Avesena yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam webinar itu. Menurutnya, yang dulu sempat menjadi programmer tersebut, para software engineer lokal harus selalu mampu mengupdate diri dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. 

Apalagi dalam kondisi saat ini, kata dia, sesuatu akan disebut sebagai bisnis ketika karya itu memiliki pelanggan. “Itu key pointnya. Kita pastikan bahwa kita punya something yang diterima atau something yang akan diterima," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement