Selasa 29 Jun 2021 20:36 WIB

Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Surabaya Penuh

Eri mengajak masyarakat untuk terus memperketat protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah petugas kesehatan memindahkan pasien di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (29/6/2021). Menurut data rumah sakit tersebut tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan IGD COVID-19 per tanggal (29/6/2021) telah 100 persen penuh untuk merawat pasien COVID-19 yang mengalami gejala sedang hingga berat.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah petugas kesehatan memindahkan pasien di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (29/6/2021). Menurut data rumah sakit tersebut tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan IGD COVID-19 per tanggal (29/6/2021) telah 100 persen penuh untuk merawat pasien COVID-19 yang mengalami gejala sedang hingga berat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 dalam upaya mengetahu tingkat keterisian atau bed occupancy rate (BOR) pada Selasa (29/6). Rumah sakit yang dikunjungi di antaranya RS Premier, RS Islam Jemursari, RS Islam A Yani, dan RS Siloam.

Eri mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di empat rumah sakit tersebut telah mencapai 100 persen. Maka dari itu, Eri mengajak masyarakat untuk terus memperketat protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

“Tadi saya sudah meninjau di RS Premier juga disampaikan 100 persen BOR-nya, Baik itu yang ICU maupun yang bukan. Kami ke RS Islam Jemursari juga. Ekonomi tetap berjalan, warga Surabaya punya kewajiban cari nafkah dan tetap bekerja. Untuk itu, mohon ikhtiar tetap prokes dan masker,” kata Eri.

Eri menegaskan, gambaran nyata ini harus diketahui masyarakat secara utuh. Tujuannya, dengan melihat kondisi penuhnya rumah sakit tersebut, masyarakat dapat semakin waspada dan lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, hal itu menjadi penting untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan.

“Sehingga warga bisa menyaksikan keadaannya untuk menjaga kondisi. Kondisi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungannya. Karena ketika sakit, saat ini sudah tidak ada tempat,” kata dia.

Eri pun berterima kasih kepada para nakes atas perjuangannya dalam memerangi pandemi Covid-19. Bahkan, tak sekali ia mengucapkan kalimat terima kasih itu kepada para garda terdepan penanganan Covid-19. “Saya matur nuwun. Direktur RS dan nakes. Panjenengan pahlawan sejati lawan Covid-19,” kata Eri.

Direktur RS Premier Hartono Tanto mengatakan, untuk saat ini semua tempat tidur baik ventilator, maupun tanpa ventilator juga penuh tidak tersisa. Tak hanya itu, dia menyebut, Unit Gawat Darurat (UGD) juga digunakan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 dengan menyiapkan tujuh tempat tidur.

“Itu juga sudah full. Namun kita tetap melayani pasien Covid-19 yang memungkinkan rawat jalan. Banyak pasien yang menghubungi, kita bukan tidak mau tapi memang tidak ada tempatnya,” kata Hartono Tanto.

Direktur RS Islam Jemursari, Bangun Trapsila Purwaka, mengatakan, untuk saat ini BOR di RS-nya sudah mencapai 100 persen. Ia pun berusaha menambah sekitar 50 tempat tidur dalam waktu dekat. Tak hanya kapasitas tempat tidur saja yang ditambah, saat ini pihaknya tengah melakukan rekrutmen nakes.

“Kami sedang rekrutmen dapat 20 orang. Tapi itu tidak cukup, pekan ini mudah-mudahan 50 bisa. Karena ada nakes kami yang juga ada yang  terpapar. Jadi perlu recovery,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement