Selasa 29 Jun 2021 19:42 WIB

Menlu Retno: Multilateralisme Penting untuk Hadapi Tantangan

Retno menyebut masih banyak negara yang membangun tembok-tembok pemisah.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi.
Foto: UN Watch
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan pentingnya multilateralisme dalam menangani serta menghadapi tantangan global. Dia menyoroti masih adanya negara-negara yang membangun tembok pemisah.

“Dunia hadapi banyak tantangan, mulai dari Covid-19, pemulihan ekonomi, sampai ketahanan pangan. Untuk menghadapi hal tersebut, tidak terdapat pilihan kecuali membuat multilateralisme dan global governance bekerja dengan baik,” kata Retno dalam konferensi virtual sesaat setelah menghadiri pertemuan fisik perdana para menlu G20 di Matera, Italia, Selasa (29/6).

Baca Juga

Dalam pertemuan yang mengangkat tema “People, Planet, and Prosperity” itu, Retno menyinggung tentang masih banyaknya negara yang membangun tembok-tembok pemisah. Padahal saat ini dunia memerlukan jembatan untuk mengatasi perbedaan. “Saya dorong seluruh negara G20 untuk atasi perbedaan, bangun kesatuan. Build bridges, not wall,” ujarnya.

Retno menekankan, G20 harus berfungsi sebagai katalis untuk memperkuat multilateralisme serta mengirim pesan tunggal bahwa dunia harus maju bersama. Vaksin adalah contoh yang diangkat Retno dalam pertemuan tersebut.

“Banyak negara mengatakan vaksin merupakan barang publik global, maka yang diperlukan adalah meningkatkan komitmen multilateralisme,” ucapnya.

Menurut Retno, terkait vaksin, komitmen multilateral yang perlu ditingkatkan adalah untuk tiga hal. Pertama melakukan pembagian dosis lebih banyak melalui Covax. Kedua mendukung TRIPS waiver melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Terakhir, menyediakan pendanaan untuk menutup kekurangan dana ACT-A.

Retno pun memberi contoh lain yakni di bidang perdagangan. “Pada saat kita berbicara perdagangan untuk pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan yang harus dicapai adalah pertumbuhan yang inklusif, yang dinikmati semua negara,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement