Selasa 29 Jun 2021 01:41 WIB

Layanan Streaming Muslim Kids TV Cari Pendanaan

Muslim Kids TV berhasil memperluas penayangan di lebih dari 60 negara

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
peluncuran MuslimkidsTV
Foto: muslimkidsTV
peluncuran MuslimkidsTV

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Layanan media streaming Muslim Kids TV berhasil memperluas penayangan di lebih dari 60 negara dengan hanya penandaan awal sebesar 1,2 juta dolar sejak dimulai pada 2014. Dalam dua tahun terakhir saja, Muslim Kids TV mencapai pertumbuhan tiga kali lipat di pasar pelanggan intinya dan pertumbuhan empat kali lipat di pasar negara berkembang.

Kini, platform streaming itu tengah mencari pendanaan investasi untuk putaran awal pada kuartal ketiga untuk mendanai pertumbuhan lebih lanjut. CEO dan pendiri Muslim Kids TV (MKTV), Michael Milo, mengatakan bahwa pihaknya akan mengumpulkan konsorsium investor dengan keahlian di ruang media konsumen.

"Idealnya, satu atau dua investor berasal dari negara Muslim yang bisa memberikan akses dan koneksi masuk pasar. Di masa lalu kami dipaksa untuk sangat hemat modal mengingat seluk-beluk pasar, tetapi kami sekarang siap untuk pendanaan pertumbuhan itu," kata Milo kepada Salaam Gateway, dilansir Kamis (24/6).

Platform streaming khusus yang berbasis di Kanada ini terus memperluas penayangannya di negara-negara Barat berbahasa Inggris sebelum memasuki pasar mayoritas Muslim. Mereka membuat terobosan ke Indonesia awal tahun ini melalui kemitraan strategis dan mencari pendanaan baru untuk berkembang di pasar mayoritas Muslim lainnya.

MKTV diluncurkan sebagai startup di akselerator teknologi TEC Edmonton University of Alberta. TV ini menggunakan penggalangan dana serta dukungan federal dan negara bagian untuk mengembangkan platform melalui produksinya sendiri dan memperkenalkan konten.

Saat ini, platform tersebut berisi lebih dari 10.000 video, game, ebook, dan konten DIY serta menawarkan tiga saluran streaming linier untuk anak-anak prasekolah, usia sekolah, dan remaja.

"MKTV harus terus berinovasi konten dan strategi pemasaran untuk mencapai skalabilitas. Televisi 'One-offs' jangan menahan industri ini," kata Milo.

Salah satu perjuangan MKTV adalah menjual konten di negara-negara mayoritas Muslim, di mana lembaga penyiaran nasional sering meminta program tetapi sering kekurangan anggaran internasional yang kompetitif.

"Kami harus strategis, bekerja berdasarkan kasus per kasus. Pendekatan kami bukan untuk membongkar eksklusivitas konten di platform,” lanjutnya.

Perusahaan beralih ke hubungan kemitraan strategis untuk memasuki pasar. Pada Maret 2021, platform ini diluncurkan di Indonesia melalui kemitraan dengan penyedia layanan seluler dan dompet seluler terbesar  termasuk XL Axiata, Indosat, Tri, Telkomsel, dan layanan keuangan seluler OVO.

MKTV juga bermitra dengan perusahaan media Garis Supuluh, yang didirikan oleh aktor Indonesia. Selain itu, MKTV mendapat dukungan dari pemerintah Kanada dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Kolaborasi dengan penyedia layanan seluler dan dompet seluler telah menjadi kunci untuk memasuki pasar baru untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemudahan pembayaran. Namun demikian, Milo mengatakan beberapa negara belum mengadopsi kartu kredit dengan tingkat yang sama seperti negara-negara Teluk Arab misalnya, sehingga ada banyak tantangan logistik.

"Untuk memasuki pasar yang berbeda, kami memastikan bahwa kami memiliki infrastruktur dan mitra," ujar Milo.

Dengan operasional sistem pembayaran di Indonesia, MKTV saat ini mendubbing kontennya ke dalam Bahasa Indonesia dan mendapatkan lebih banyak konten lokal, yang akan meningkatkan penawaran khusus platform serta produksi media di lapangan. Milo mengatakan, visi besar mereka adalah secara aktif mencari penyedia konten dan mitra produksi bersama.

"Apa yang kami temukan dalam percakapan dengan Kementerian Kebudayaan dan Ekonomi Digital adalah bahwa mereka melihat ini sebagai cara yang bagus untuk merangsang industri produksi lokal. Sementara bagi kami, kami memberi produsen akses ke audiens global bersama-sama untuk membangun dan mempertahankan industri konten religi yang layak," kata Milo.

Di sebagian besar negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), industri media untuk anak-anak masih tertinggal. Namun sekarang menurutnya itu sudah tersebar di seluruh dunia.

"Kami melihat negara-negara yang tidak memproduksi konten bertema Islam, seperti Bangladesh dan Pakistan," katanya.

MKTV ingin memasuki pasar Pakistan dan berekspansi ke negara-negara besar Afrika seperti Nigeria dan Sudan.

"Kami sedang melakukan uji coba di Pakistan. Kami telah melakukan integrasi teknis, dan kami sedang dalam tahap pengujian sekarang," tambah Milo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement