Senin 28 Jun 2021 16:52 WIB

Epidemiolog: Tanpa PSBB Gedung Perkantoran Wajib Ditutup

Epidemiolog minta perkantoran ditutup karena masa kritis bisa sampai akhir Juli

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta. Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus menutup gedung perkantoran dan mempekerjakan para pegawai di rumah. Sebab, hal ini cukup berarti mengurangi beban para tenaga kesehatan di rumah sakit.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Suasana gedung bertingkat perkantoran di Jakarta. Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus menutup gedung perkantoran dan mempekerjakan para pegawai di rumah. Sebab, hal ini cukup berarti mengurangi beban para tenaga kesehatan di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus menutup gedung perkantoran dan mempekerjakan para pegawai di rumah. Sebab, hal ini cukup berarti mengurangi beban para tenaga kesehatan di rumah sakit.

"Ya tidak PSBB tidak apa-apa. Asal gedung perkantoran ditutup sampai dua pekan dalam kondisi seperti ini. Kan bisa semua pakai digital di rumah. Yang ke kantor kalau bisa hanya satu persen, itu juga kalau ada yang urgent," katanya saat dihubungi Republika, Senin (28/6).

Kemudian, ia melanjutkan yang boleh beroperasi secara 25 persen hanya rumah sakit, gedung keamanan dan supermarket. Yang lainnya harus dipekerjakan di rumah. Hal ini mengurangi penyebaran virus Covid-19.

"Masa kritis ini masih panjang bisa sampai akhir Juli. Kurangi melakukan kegiatan di luar rumah. Kalau semua taat akan makin cepat kasus ini menurun. Tapi kalau tidak taat, mau tidak mau harus di lockdown," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penyebaran Covid-19 harian di Jakarta kembali mencatat rekor hingga menambah 9.271 kasus pada Sabtu (26/6). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jakarta pada laman "corona.Jakarta.go.id", Sabtu, penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta sebanyak 9.271 kasus sehingga jumlah total konfirmasi pasien positif meningkat dari 501.396 kasus menjadi 510.667 kasus.

Penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta pada hari ini merupakan hasil dari pemeriksaan usap (swab test PCR) pada sehari sebelumnya yakni pada Jumat kemarin. Untuk data tes PCR pada Jumat (25/6) dengan perincian tes terhadap 30.549 spesimen terdiri dari 22.911 orang yang baru dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 9.271 positif dan 13.640 negatif.

Dinkes DKI menyebutkan sebanyak 14 persen dari 9.271 kasus positif hari ini adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun dengan rincian 993 kasus anak usia 6-18 tahun, dan 332 kasus anak usia 0-5 tahun. Sedangkan, 7.218 kasus usia 19-59 tahun, dan 728 kasus kisaran usia 60 tahun ke atas.

Untuk distribusi 9.271 kasus positif hari ini, yaitu Kepulauan Seribu mencapai tujuh kasus, Jakarta Barat (2.005 kasus), Jakarta Pusat (722 kasus), Jakarta Selatan (1.671 kasus), Jakarta Timur (2.416 kasus), dan Jakarta Utara (1.509 kasus), serta data masih proses verifikasi data domisili sebanyak 941 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement