Senin 28 Jun 2021 11:37 WIB

Malaysia akan Berlakukan Lockdown Tanpa Batas Waktu

Malaysia tidak akan melonggarkan lockdown hingga kasus baru harian di bawah 4.000

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 Seorang pekerja medis mengumpulkan sampel usap dari seorang wanita selama pengujian virus corona di pusat pengujian COVID-19 di Shah Alam, pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 27 Mei 2021.
Foto: AP / Vincent Thian
Seorang pekerja medis mengumpulkan sampel usap dari seorang wanita selama pengujian virus corona di pusat pengujian COVID-19 di Shah Alam, pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 27 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan negara itu akan memperpanjang lockdown hampir total tanpa batas waktu tertentu, Ahad (27/6). Sebelumnya, pemerintah akan memberlakukan karantina wilayah akibat kenaikan infeksi virus corona selama satu bulan saja dan berakhir pada Senin (28/6).

Yassin mengatakan lockdown tidak akan dilonggarkan kecuali kasus baru setiap hari turun di bawah 4.000, tingkat vaksinasi mencapai 10 persen, dan permintaan berkurang untuk perawatan intensif di rumah sakit. Kantor berita nasional Malaysia Bernama mengutip Muhyiddin menyatakan harapan upaya tersebut akan membuahkan hasil pada pertengahan Juli.

Baca Juga

Kasus baru harian di Malaysia tetap di atas 5.000 infeksi. Kementerian Kesehatan pada Ahad,  melaporkan 5.586 infeksi baru, menjadikan penghitungan total menjadi 734.048 kasus dan hampir 5.000 kematian.

Hanya enam persen dari 33 juta penduduk Malaysia yang telah divaksinasi lengkap sejauh ini. Pemerintah telah meningkatkan upaya vaksinasi untuk bisa mencapai target.

Malaysia menghentikan sebagian besar kegiatan ekonomi dan sosial sejak 1 Juni, setelah kasus harian melonjak hingga lebih dari 9.000 kasus. Langkah itu adalah lockdown nasional kedua dan diperkirakan akan mengganggu pemulihan ekonominya.

Bank Dunia telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Malaysia menjadi 4,5 persen tahun ini. Perkiraan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Malaysia bisa mencapai 6 persen. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement