Senin 28 Jun 2021 11:45 WIB

Sebuah Danau di Antartika Hilang

Danau menghilang dari lapisan es Amery selama musim dingin 2019.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Seekor anjing laut bersandar santai di atas es di Antartika.
Foto: AP
Seekor anjing laut bersandar santai di atas es di Antartika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah danau di Antartika menghilang. Para peneliti telah menemukan penyebab hilangnya sebuah danau es besar di Antartika Timur secara tiba-tiba. Para ilmuwan mengatakan danau itu menghilang dari Lapisan Es Amery selama musim dingin Antartika 2019.

Diperkirakan 600-750 juta meter kubik air menghilang ke lautan. Para peneliti menerbitkan sebuah studi tentang temuan mereka di Geophysical Research Letters pada Jumat lalu.

Baca Juga

Peneliti dapat menggunakan citra satelit dari danau yang tertutup es untuk mempersempit garis waktu peristiwa tersebut menjadi seminggu atau kurang pada bulan Juni. Para ilmuwan percaya airnya mungkin benar-benar terkuras ke laut karena beratnya sendiri. 

"Kami percaya berat air yang terakumulasi di danau yang dalam ini membuka celah di lapisan es di bawah danau. Ini sebuah proses yang dikenal sebagai hydrofracture yang menyebabkan air mengalir ke laut di bawahnya," kata Roland Warner sebagai penulis utama studi tersebut dan ahli glasiologi dengan Kemitraan Program Antartika Australia di Universitas Tasmania dilansir dari futurism pada Senin (28/6).

Warner mengungkapkan ada kemungkinan besar lebih banyak peristiwa hilangnya danau Antartika (dan Arktik) di masa depan. Ini terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim. 

"Saat suhu global meningkat, lapisan es dan gletser akan mengalami lebih banyak pencairan, menciptakan lebih banyak danau yang mencair dalam prosesnya," ujar Warner.

Warner menjelaskan bahwa kondisi di atas dapat menyebabkan lebih banyak hydrofracturing. Bahkan ada risiko destabilisasi yang lebih besar untuk lapisan es. 

"Begitu misterius dan menariknya hilangnya seluruh danau Antartika, itu juga merupakan pengingat yang serius tentang dampak buruk perubahan iklim yang dapat dan akan terjadi di planet kita," ucap Warner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement