Senin 28 Jun 2021 10:58 WIB

Iran Pastikan Kesepakatan Nuklir Dapat Diselamatkan

Iran menyebut tidak dapat bernegosiasi selamanya untuk kesepakatan nuklir

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tiba pada konferensi pers pertamanya setelah memenangkan pemilihan presiden, di Teheran, Iran, 21 Juni 2021. Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengikuti negosiasi nuklir dengan kekuatan dunia tetapi tidak untuk waktu yang lama, menambahkan bahwa AS harus mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan JCPOA.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tiba pada konferensi pers pertamanya setelah memenangkan pemilihan presiden, di Teheran, Iran, 21 Juni 2021. Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengikuti negosiasi nuklir dengan kekuatan dunia tetapi tidak untuk waktu yang lama, menambahkan bahwa AS harus mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan JCPOA.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengatakan mereka yakin perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang disepakati dengan negara-negara besar dunia dapat dipulihkan kembali. Tapi mereka memperingatkan Teheran 'tidak akan bernegosiasi selamanya'.

"Dari komitmen teguh untuk menyelamatkan kesepakatan yang Amerika Serikat (AS) coba hancurkan, Iran telah menjadi pihak yang paling aktif di Wina, mengajukan sebagian besar rancangan kesepakatan," cicit juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh di Twitter seperti dikutip Middle East Monitor, Senin (28/6).

Baca Juga

Iran dan AS telah menggelar perundingan tak langsung untuk bergabung kembali ke JCPOA, yang Iran tandatangani bersama enam negara besar. Kesepakatan itu bertujuan menahan aktivitas nuklir Iran sebagai gantinya masyarakat internasional mencabut sanksi-sanksi mereka ke negara itu.

Pada 2018 lalu, mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington dari JCPOA. Tapi Presiden Joe Biden ingin AS bergabung kembali ke perjanjian tersebut. Semua pihak yang terlibat mengatakan ada masalah besar yang harus diselesaikan sebelum kesepakatan itu dapat dipulihkan kembali.

"Masih yakin kesepakatan memungkinkan bila AS memutuskan untuk menanggalkan warisan Trump yang gagal, Iran tidak akan bernegosiasi selamanya," cicit Khatibzadeh.

Pengawas nuklir PBB menuntut Iran segera menjawab apakah mereka memperpanjang kesepakatan pengawasan nuklir yang tenggat waktunya berakhir pada tengah malam. Utusan Iran meresponya Teheran tidak memiliki kewajiban untuk memberikan jawaban.

Perundingan Wina yang dimulai bulan April kini terhenti dan diperkirakan baru dimulai kembali pada awal Juli. Tapi bila kesepakatan pengawasan nuklir gagal diperpanjang maka negosiasi pun dalam bahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement