Senin 28 Jun 2021 08:13 WIB

Covid-19 Incar Perumahan di Depok, Ratusan Warga Positif

Satgas selidiki mengapa banyak klaster Covid-19 di perumahan Kota Depok.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Erik Purnama Putra
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana.
Foto: Dok Pemkot Depok
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ratusan warga terkonfirmasi positif di sejumlah kompleks perumahan di Kota Depok, Jawa Barat. Untuk itu, warga kompleks perumahan berinisiatif menerapkan menerapkan karantina skala kecil atau mikro lockdown.

Berdasarkan informasi yang diterima Republika, warga kompleks perumahan yang terkonfirmasi positif Covid-19, yakni di Perumahan Taman Anyelir 3 ada 45 orang dan dua orang meninggal. Kemudian, di Perumahan Taman Cipayung sebanyak 34 orang dan satu orang meninggal.

Sedangkan di Perumahan Bukit Rivaria sebanyak 80 orang dan satu orang meninggal.  Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok juga melaporkan ada puluhan warga juga terkonfirmasi di Perumahan Bela Casa dan Perumahan Sawangan Village.

"Saat ini warga perumahan tersebut berinisiatif melakukan mikro lockdown. Sedangkan warga yang terkonfirmasi positif melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing," ujar Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana di Kota Depok, Ahad (27/6).

Menurut Dadang, petugas sedang melakukan investigasi di beberapa perumahan tersebut sehingga menimbulkan klaster perumahan. "Saat ini sedang kami lakukan investigasi, karena memang untuk Kota Depok karakteristik wilayahnya merupakan perumahan dan kepadatan sedang dan tinggi," jelasnya.

Dadang menuturkan, dengan karakteristik tersebut, penyebaran akan tinggi jika terjadi interaksi. Investigasi yang dilakukan sekaligus dilakukan tracing untuk mengetahui penyebaran di klaster perumahan.

"Pada wilayah-wilayah perumahan di mana kasusnya tinggi jika ada interaksi sosial yang cukup tinggi maka akan terjadi penularan. Maka kami sedangkan melakukan investigasi di beberapa perumahan dan tim tracing memang sudah mulai bergerak saat ini," tutur kepala Dinas Perhubungan Kota Depok itu.

Dadang menambahkan, petugas hingga saat ini, masih menanti hasilnya investigasi. "Kami investigasi seluruh perumahan yang sudah masuk, kemarin misalnya Perumahan Taman Cipayung, Bella Casa, dan yang lainnya. Kami masih mengumpulkan data dari seluruh wilayah," terang Dadang.

Dia menyebut, saat ini yang tertinggi terjadi di Kota Depok adalah klaster keluarga dan perkantoran serta perjalanan. Pasalnya, Kota Depok merupakan wilayah commuter yang masuk ke wilayah Jakarta dan sebaliknya.

"Kami prediksi terjadi penularan di klaster perkantoran kemudian ke keluarga. Dominasi saat ini untuk Kota Depok adalah klaster keluarga. Perlu kami sampaikan juga dalam seminggu terakhir mayoritas memang setiap harinya banyak disumbang oleh yang terkomfirmasi itu juga ada anak-anak dan juga remaja," ujar Dadang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement