Ahad 27 Jun 2021 05:09 WIB

Supermarket Inggris Terancam Kekurangan Stok Bahan Pangan

100 ribu pengemudi truk yang membawa bahan pangan berhenti bekerja.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Supermarket Inggris Tesco.
Foto: Andy Rain/EPA
Supermarket Inggris Tesco.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Supermarket di Inggris terancam menghadapi kekurangan stok pangan dan runtuhnya rantai pasok pada musim panas ini. Hal tersebut terjadi akibat pandemi Covid-19 dan Brexit. Kedua hal itu menyebabkan lebih dari 100 ribu pengemudi truk yang membawa bahan pangan berhenti bekerja.

Pelaku industri pangan telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 23 Juni. Dalam surat tersebut, pelaku industri menyerukan intervensi pribadi untuk mengizinkan akses tenaga kerja dari Eropa, dengan memperkenalkan visa pekerja sementara untuk pengemudi truk bahan pangan. 

Baca Juga

Namun seorang juru bicara pemerintah mengatakan, dengan sistem imigrasi pasca-Brexit, industri harus mempekerjakan pekerja lokal sebagai gantinya. Pandemi telah memperparah masalah setelah banyak pengemudi Eropa yang tinggal di Inggris kembali ke negara asal mereka.

"Supermarket sudah melaporkan bahwa mereka tidak menerima stok makanan yang diharapkan dan sebagai akibatnya, ada pemborosan yang cukup besar," kata Kepala Eksekutif Road Haulage Association, Richard Burnett.

Industri supermarket Inggris, yang dipimpin oleh Tesco, Sainsbury's, Asda dan Morrisons, mengandalkan pengemudi dan pekerja gudang untuk membawa produk segar dari Eropa. Industri logistik Inggris merupakan salah satu kritikus yang paling vokal menjelang lepasnya Inggris dari Eropa. Industri logistik memperingatkan bahwa, pengemudi truk tidak akan mau datang ke Inggris jika pemeriksaan dan gesekan meningkat di perbatasan.

Dalam surat itu, pelaku industri mengatakan intervensi dari pemerintah adalah satu-satunya cara untuk mencegah tersendatnya rantai pasok bahan pangan. Pelaku industri mengatakan, lonjakan permintaan makanan dan minuman akan terjadi pada musim panas bertepatan dengan dibukanya kembali ekonomi.

Sebagai tanggapan, juru bicara pemerintah mengatakan, pihaknya telah membuat progres dalam perekrutan dan pelatihan. "Sistem imigrasi berbasis poin baru kami memperjelas bahwa pengusaha harus fokus berinvestasi pada tenaga kerja domestik kami, terutama mereka yang perlu mencari pekerjaan baru, daripada mengandalkan tenaga kerja dari luar negeri," katanya.

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement