Sabtu 26 Jun 2021 14:18 WIB

Nasihat Untuk para hakim: Keputusan Dibawa Sampai Akhirat

Nasihat untuk para hakim: Tegakkan Kebenaran dan keadilanHa

Dewi keadilan. (Ilustrasi)
Foto: google.co.id
Dewi keadilan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI dan Ketua PP Muhammadiyah.

Masalah kebenaran dan  keadilan dalam Islam merupakan   masalah yang sangat penting  yang harus ditegakkan dan diperjuangkan di manapun kita berada. Oleh karena itu seorang hakim benar-benar tidak boleh menyimpang dari tugas suci dan mulia tersebut.

Untuk itu dia  tidak boleh memiliki ro'fah atau rasa kasih sayang dan atau pilih kasih dalam menegakkan hukum atau kebenaran dan keadilan tersebut.

Dengan istilah lain seorang hakim harus bisa  menegakkan hukum tersebut dengan tanpa mengenal pandang bulu. Apalagi Nabi Muhammad saw pernah berkata: jika anakku yang bernama Fatimah yang sangat aku sayangi dan cintai  itu mencuri maka pasti aku akan potong tangannya.

Oleh karena itu seorang hakim  dalam mengadili sebuah perkara dia harus berusaha dan berjuang dengan sekuat tenaga dan kemampuannya  untuk bisa menegakkan kebenaran dan keadilan tersebut secara bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab.

Untuk itu seorang hakim tidak boleh dan jangan mau diintervensi oleh siapapun termasuk oleh sang penguasa dan si pemilik kapital  agar dia sebagai hakim memiliki  kebebasan untuk bisa memutus sebuah perkara dengan tepat dan benar serta dengan seadil-adilnya.

Hal ini harus diperhatikan oleh seorang hakim karena apapun keputusan yang dia buat hal itu  harus dia pertanggung jawabkan nanti di akhirat di depan pengadilan Allah swt

Oleh karena itu mengingat pentingnya pekerjaan seorang hakim di dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Buraidah rodhiyallohu anhu dia mengatakan: Nabi Muhammad saw telah bersabda bahwa hakim itu ada tiga macam yaitu dua di neraka dan  satu di syurga.

Hakim yang akan dimasukkan oleh Allah swt ke dalam syurgaNya yaitu  hakim yang mengetahui kebenaran dan dia berhukum (mengambil keputusan) dengannya.

Sementara ada dua  macam  hakim yang lain yang akan dilemparkan oleh Allah swt ke dalam api  neraka yaitu , pertama,  hakim yang mengetahui kebenaran namun dia menyimpang (dari kebenaran itu) dan yang kedua adalah hakim yang tidak mengetahui kebenaran lalu (mengambil keputusan) hukum bagi manusia (atas dasar) kebodohannya tersebut.

Jadi dari hadis ini dapat kita simpulkan bahwa tidak akan ada hakim yang bisa selamat nanti dari api neraka di hari akhir kecuali hanya hakim yang mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Sedangkan hakim yang tahu tentang kebenaran tetapi tidak mengamalkan dan tidak menegakkan kebenaran tersebut maka nasibnya akan  sama saja dengan hakim yang tidak mengetahui kebenaran lalu menghukum orang atas dasar kebodohannya tersebut. 

Oleh karena itu sebagai sesama Muslim karena kita diperintah oleh Allah swt untuk saling menasihati dalam hal yang terkait dengan masalah alhaq atau kebenaran,  maka mari kita mengingatkan dan menghimbau  saudara-saudara kita  para hakim agar mereka  selalu berlaku benar dan  adil  dalam membuat setiap keputusan.

Hal itu karena  mungkin saja engkau akan bisa mendapatkan keuntungan secara duniawiyah dari keputusan yang telah engkau buat tersebut, tapi nanti engkau akan mendapatkan siksa yang sangat pedih dari Allah swt di akhirat kelak.

Untuk itu seorang hakim harus tahu dan sadar betul bahwa posisi dia itu sangat penting dan sangat berat . Apalagi mereka  sering sekali dihadapkan kepada persoalan apakah dia akan menjual dunianya untuk mendapatkan akhiratnya atau dia akan menjual akhiratnya untuk mendapatkan dunianya.

Oleh karena itu sebagai seorang muslim yang baik maka dia  harus tahu apa yang terbaik bagi dirinya yaitu bagaimana caranya supaya dia  selamat di dunia dan selamat di akhirat.

Akibatnya, agar tidak dapat tidak dia (hakim) harus berusaha untuk menjauhkan dirinya dari  hakim yang  menjual akhiratnya untuk kepentingan dunianya karena hal demikian jelas-jelas  akan sangat merugikan dan akan menjadi penyesalan yang tiada akhir baginya nanti  di alam akhir  sana.

Iru karena dia akan dibakar oleh Allah swt dalam neraka akibat dari  kesalahannya dahulu sewaktu  dalam membuat keputusan di dunia.

Dan itu tentu saja jelas-jelas tidak kita inginkan.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement