Sabtu 26 Jun 2021 13:15 WIB

Biden Minta Afghanistan Putuskan Sendiri Masa Depannya

Ghani menghormati keputusan Biden menarik pasukan AS dari Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Joe Biden
Foto: AP/Evan Vucci
Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah, di Gedung Putih pada Jumat (25/6). Dalam pertemuan itu dia meminta warga Afghanistan untuk memutuskan masa depan negara mereka usai  penarikan pasukan AS.

"Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka, apa yang mereka inginkan," kata Biden yang juga meminta agar semua kekerasan dihentikan.

Baca Juga

Biden, yang duduk di samping Ghani dan Abdullah di Oval Office, menyebut mereka adalah dua teman lama. Dia menyampaikan dukungan AS untuk Afghanistan tidak akan berakhir dan akan dipertahankan meskipun menarik diri.

Ghani mengatakan pasukan keamanan Afghanistan telah merebut kembali enam distrik pada Jumat. Dia pun menghormati keputusan Biden dan bahwa kemitraan antara AS dan Afghanistan sedang memasuki fase baru. "Kami bertekad untuk memiliki persatuan, koherensi," katanya.

Berbicara dengan wartawan setelah pertemuan itu, Ghani mengatakan keputusan Washington untuk menarik pasukan adalah keputusan yang berdaulat. Tugas Kabul saat ini untuk mengelola konsekuensi karena Biden telah dengan jelas mengartikulasikan bahwa kedutaan akan terus beroperasi. Bantuan keamanan akan berlanjut dan dalam beberapa kasus bergerak dengan jadwal yang dipercepat.

Abdullah setelah pertemuan Biden menyatakan pembicaraan intra-Afghanistan yang terhenti tentang penyelesaian politik untuk perselisihan selama beberapa dekade tidak boleh ditinggalkan kecuali Taliban sendiri mundur. "Saya pikir kita tidak boleh menutup pintu kecuali benar-benar ditutup oleh Taliban," kata Abdullah.

"Kami tidak bisa mengatakan tidak untuk pembicaraan meskipun kurangnya kemajuan atau terlepas dari apa yang terjadi di lapangan," kata Abdullah.

Pertemuan Oval Office ini mempertegas dukungan Biden untuk Afghanistan meski memutuskan menarik semua pasukan sampai 11 September. Sebelumnya Biden telah meminta Kongres untuk menyetujui 3,3 miliar dolar AS dalam bantuan keamanan buat Afghanistan tahun depan dan mengirimkan 3 juta dosis vaksin ke sana untuk membantu memerangi Covid-19.

Kunjungan Ghani-Abdullah datang di tengah proses perdamaian yang terhenti dan kekerasan berkecamuk ketika pasukan keamanan Afghanistan berjuang untuk membendung serangan musim semi Taliban. Serangan ini mengancam beberapa ibu kota provinsi dan telah memicu mobilisasi milisi etnis untuk memperkuat pasukan pemerintah.

Krisis tersebut telah memicu kekhawatiran besar bahwa Taliban bisa mendapatkan kembali kekuasaan dan memungkinkan kebangkitan Alqaeda. Para pejabat AS dan PBB mengatakan para ekstremis mempertahankan hubungan dekat dengan Taliban.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement