Sabtu 26 Jun 2021 04:50 WIB

Apakah Ada Kematian Umat Manusia Kelak di Surga?

Surga merupakan tempat abadi bagi umat manusia

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Surga merupakan tempat abadi bagi umat manusia. Ilustrasi Surga
Foto: Pixabay
Surga merupakan tempat abadi bagi umat manusia. Ilustrasi Surga

REPUBLIKA.CO.ID, – Berita yang paling menggembirakan bagi orang yang beriman adalah berita tentang surga.  Di surga, orang-orang beriman akan mendapatkan kenikmatan yang tiada tara. 

Namun, sebagian orang mungkin akan bertanya, apakah ada kematian di Surga? Jawabannya tidak ada. Karena, dalam Alquran Allah SWT telah berfirman: 

Baca Juga

لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا الْمَوْتَ اِلَّا الْمَوْتَةَ الْاُوْلٰىۚ وَوَقٰىهُمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِۙ “Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka.” (QS Ad Dukhan 56)

Dalam kitab tafsirnya yang berjudul Zad al-Masir, Ibn Al Jauzi menyatakan bahwa kelimat “اِلَّا الْمَوْتَةَ الْاُوْلٰى” berisi tiga perndapat.

Pertama, kata “illa” bermakna “siwa”. Maka, menurut firman Allah, mereka tidak akan merasakan kematian di surga kecuali kematian yang mereka rasakan di dunia dan sejenisnya. Makna ini sama halnya dengan yang terdapat dalam surat An Nisa ayat 22: 

 وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ “Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau.” (QS An Nisa 22).

Menurut Ibnu Katsir, kata “ اِلَّا ” dalam ayat tersebut juga bermakna sawa, yang artinya, kecuali apa yang dilakukan nenek moyangmu. (Ini adalah pendapat Al Farra dan Az Zajjaj)

Kedua, Ibnu Qutaibah berpendapat bahwa ketika orang-orang yang bahagia mati, mereka menjadi roh dan menyebabkan mereka melihat rumah mereka dari surga, dan jika mereka mati di dunia ini, seolah-olah mereka mati di surga.

Ketiga, kata “ اِلَّا ” dalam ayat tersebut berarti “setelah ” sebagaimana telah disebutkan dalam surat An Nisa ayat 22 sebelumnya, yaitu “ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ”

Ibn Katsir dalam tafsirnya menyatakan, pengucualian dalam kalimat “ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَ “ tersebut menegaskan penyangkalan, itu adalah pengecualian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Artinya, mereka tidak pernah merasakan kematian. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam kitab ash-Shahihain, Rasulullah SAW bersabda:

يُؤتَى بالموت في صورة كبشٍ أملح، فيُوقَف بين الجنَّة والنار، ثم يُذبَح، ثم يقال: يا أهل الجنَّة، خلود فلا موت، ويا أهل النار، خلود فلا موت

“Kematian didatangkan dalam rupa kambing gibasy yang bertanduk, lalu dihentikan di antara surga dan neraka, kemudian disembelih, dan dikatakan, "Hai ahli surga, kekallah, tiada kematian lagi. Hai ahli neraka, kekallah tiada kematian lagi.” 

Sumber: alukah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement