Jumat 25 Jun 2021 15:50 WIB

Ketersediaan Obat Covid-19 di RSUD Cibinong Menipis

Ketersediaan tabung oksigen di RSUD Cibinong juga kian menipis

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Pasien mendapatkan perawatan di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021). RSUD Cibinong memasang tenda darurat untuk menampung pasien yang akan masuk ke IGD, karena ketersediaan kamar rawat menipis yaitu dari sebanyak 242 tempat tidur telah terisi 90 persen yang disebabkan lonjakan pasien COVID-19 beberapa hari terakhir di Kabupaten Bogor.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pasien mendapatkan perawatan di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021). RSUD Cibinong memasang tenda darurat untuk menampung pasien yang akan masuk ke IGD, karena ketersediaan kamar rawat menipis yaitu dari sebanyak 242 tempat tidur telah terisi 90 persen yang disebabkan lonjakan pasien COVID-19 beberapa hari terakhir di Kabupaten Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Ketersediaan obat untuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor mulai menipis. Diperkiraan, stok obat yang ada di rumah sakit tersebut bisa digunakan hanya sampai satu hingga dua bulan ke depan.

“RSUD Cibinong untuk obat kira-kira satu sampai dua bulan ke depan mulai menipis. Sekitar dua bulan ke depan takut tidak tercapai,” ujar Direktur Utama RSUD Cibinong, Wahyu Eko Widiharso, Jumat (25/6).

Belum lagi, lanjut Wahyu, ketersediaan tabung oksigen di RSUD Cibinong juga kian menipis. Dia mengatakan, pada Sabtu (19/6) malam, pihak rumah sakit sempat kewalahan mencari stok tabung oksigen. Lantaran banyaknya pasien yang akan masuk ke rumah sakit.

“Karena banyak yang mau masuk, tabung oksigen nggak mencukupi. Akhirnya kita kelabakan nyari-nyari. Tapi akhirnya teratasi juga, kita akan prepare biar selalu tersedia,” ucapnya.

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan, RSUD Cibinong mengalami kesulitan untuk membayar obat-obatan. Lantaran, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak kunjung membayar klaim yang diberikan pihak rumah sakit.

Sehingga, lanjutnya, belum dibayarnya klaim tersebut membuat RSUD Cibinong kesulitan untuk membayar kebutuhan rumah sakit yang lain. Termasuk ke pihak ke-tiga penyedia alat kesehatan.

“Bahkan kita banyak utang. Karena belum terbayarnya utang-utamg kita kita terhadap pihak ke-tiga,” ungkapnya.

Meski demikan, sambung dia, sejauh ini jumlah tenaga medis (nakes) di RSUD Cibinong tergolong aman. Walaupun ada sekitar dua orang yang terpapar Covif-19, namun masih bisa teratasi.

“Nakes aman, baru satu dua orang yang positif, kita bisa atasi. Belum ada yang parah. Kita harapkan bisa isolasi di rumah. Kita tracing, kita obati, mudah-mudahan tidak ada masalah,” tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement