Kamis 24 Jun 2021 16:16 WIB

Kroasia yang Selalu Membutuhkan Luka Modric

Modric membuat Kroasia jadi salah satu negara yang disegani dalam dunia sepak bola.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Luka Modric dari timnas Kroasia.
Foto: EPA POOL/Robert Perry / POOL
Luka Modric dari timnas Kroasia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak mudah bagi Kroasia untuk lolos ke babak 16 besar Euro 2020. Finalis Piala Dunia 2018 itu harus terseok-seok hingga memastikan diri melangkah ke fase knockout dalam turnamen antarnegara Eropa tersebut.

Secercah asa terbuka bagi Kroasia setelah sukses membungkam tuan rumah Skotlandia pada laga ketiga Grup D Euro 2020 dengan skor 3-1, Rabu (23/6) dini hari WIB. Hasil itu membawa wakil negara Balkan melenggang ke babak 16 besar.

Hasil yang dipetik tim besutan Zlatko Dalic itu tak lepas dari pengaruh besar pemain veteran bernama Luka Modric. Dalam kemenangan kontra Skotlandia, Modric boleh dibilang menjadi penentu karena mencetak satu gol dan satu assist.

Modric mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-62. Gol ini sangat krusial bagi timnya karena mengubah kedudukan menjadi 2-1.

Terlebih lagi, proses gol tercipta dari tendangan brilian gelandang berusia 35 tahun itu. Ia melesakkan bola dengan punggung kaki dari luar kotak penalti. Bola meluncur deras ke sudut kanan gawang lawan yang dijaga David Marshall. Tak ayal, Modric mendapat hadiah man of the match dalam laga itu.

Kroasia makin ganas tatkala Ivan Perisic menambah satu gol sekaligus menutup kemenangan tim yang identik dengan jersey kotak-kotak itu. Kroasia lolos dari Grup D sebagai runner-up dengan koleksi empat poin hasil dari tiga laga sama dengan Republik Ceska. Kemenangan besar membuat Kroasia otomatis melangkah ke fase selanjutnya karena menang selisih gol dari Republik Ceska.

Gol ke gawang Skotlandia turut membawa Modric ke dalam buku rekor. Ia tercatat menjadi pencetak gol termuda dan tertua di timnas Kroasia dalam gelaran Euro. Mundur 13 tahun lalu di Euro 2008, Modric menjebol gawang Austria ketika berusia 22 tahun dan 273 hari. Kini, ia mencetak skor dalam usia 35 tahun dan 286 hari.

Usia yang sudah mendekati 36 tahun tak membuat performa pemain dengan tinggi 172 cm itu mengendur. Gerakannnya masih lincah dan umpannya kerap membuat pemain lawan menyerah. Meski terhitung sudah uzur sebagai pesepak bola, utamanya seorang gelandang, Modric tetap stabil bermain 90 menit penuh tanpa diganti saat menghadapi Skotlandia.

Dalam catatan Squawka Football, pada laga kontra Skotlandia Modric mencatat 115 sentuhan dan 98 operan. Angka itu merupakan yang tertinggi dari pemain mana pun selama pertandingan. Ini membuktikan betapa vitalnya peran gelandang Real Madrid tersebut.

Pemain kelahiran 9 September 1985 itu membuat Kroasia menjadi salah satu negara yang ditakuti dalam dunia sepak bola, setidaknya selama tiga tahun terakhir. Siapa sangka Kroasia dengan pemain bintang yang bisa dihitung jari bisa tembus ke final Piala Dunia 2018?

Berkat tampil di partai puncak Piala Dunia itulah, bendera Kroasia untuk pertama kalinya berdiri di pentas tertinggi hajatan sepak bola paling akbar sejagat. Peringkat Kroasia dalam peringkat Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) pun sempat menyentuh posisi dua pada 2018.

Modric meraih segala gemerlap karier dengan perjalanan berbatu. Ia lahir di kota kecil bernama Zadar saat Kroasia belum merdeka dari Yugoslavia. Perang di kampung halamannya memaksa keluarga Modric mengungsi ke berbagai tempat. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan mengawali karier sepak bola di Dinamo Zagreb kala berusia 16 tahun pada 2001.

Modric terus berusaha keras hingga akhirnya mendapat kesempatan pertama kali berseragam timnas Kroasia senior pada 2006 lalu. Modric hampir selalu menjadi langganan membela negaranya. Dengan catatan 141 penampilan di kompetisi resmi, ia masih tercatat sebagai pemegang caps terbanyak. Namanya belum begitu terdengar hingga dia direkrut Tottenham Hotspur, lalu diboyong Real Madrid.

Modric selalu menjadi andalan di mana pun ia berada. Di Tottenham, ia membawa the Lilywhites tampil di Liga Champions. Bersama Real Madrid, ia berhasil mempersembahkan empat gelar Liga Champions.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement