Kamis 24 Jun 2021 12:28 WIB

Tiga Tipe Menulis Ini Bisa Dukung Kesehatan Mental

Terus berlatih menulis dan membaca ulang tulisan dapat memberi wawasan lebih dalam.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Menulis bisa mendukung kesehatan mental (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Menulis bisa mendukung kesehatan mental (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada lebih dari 200 studi yang mengungkap dampak positif menulis terhadap kesehatan mental. Studi terbaru menunjukkan, menulis bukan sekadar cara mengungkapkan emosi, tapi juga bagaimana meningkatkan kesadaran diri.

Dosen penulisan kreatif di Universitas Metropolitan Cardiff, Christina Thatcher, mengatakan bahwa perhatian ke dalam diri sendiri punya beberapa manfaat. Seseorang bisa menjadi lebih sadar akan sifat, perilaku, perasaan, keyakinan, nilai, dan motivasi yang dia miliki.

Pada akhirnya, itu dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mendorong untuk lebih menerima orang lain. Fungsi lainnya yakni lebih bisa mengendalikan diri, kepuasan kerja yang lebih tinggi, bahkan mampu membuat seseorang untuk menjadi pemimpin yang lebih efektif.  

Kesadaran diri memicu seseorang membuat keputusan yang selaras dengan tujuan jangka panjangnya. Terus berlatih menulis dan membaca ulang tulisan juga dapat memberi wawasan yang lebih dalam tentang pikiran, perasaan, perilaku, dan keyakinan diri sendiri. Berikut tiga jenis tulisan yang dapat meningkatkan kesadaran diri, dikutip dari laman Science Alert:

1. Tulisan ekspresif

Menulis ekspresif sering digunakan dalam penanganan terapeutik, di mana seseorang diminta menuangkan pikiran dan perasaan mereka terkait peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dalam tulisan. Tujuannya untuk memproses kesulitan secara emosional.

"Penelitian menunjukkan bahwa menulis ekspresif dapat meningkatkan kesadaran diri, pada akhirnya mengurangi gejala depresi, pikiran cemas, dan stres yang dirasakan," kata Thatcher.

2. Tulisan reflektif

Rutin menulis secara reflektif kerap digunakan di bidang profesional, seringkali sebagai cara untuk membantu perawat, dokter, guru, psikolog, dan pekerja sosial bekerja lebih efektif. Tujuannya yaitu menilai keyakinan dan tindakan secara eksplisit untuk pembelajaran dan pengembangan.

Menulis secara reflektif menuntut seseorang bertanya pada diri sendiri secara terbuka, penuh rasa ingin tahu, dan analitis. Ini dapat meningkatkan kesadaran diri dengan membantu seseorang belajar dari pengalaman dan interaksi yang sudah dialami, termasuk meningkatkan hubungan profesional dan pribadi serta kinerja, indikator utama kesehatan mental yang baik.

3. Tulisan kreatif

Menggubah puisi, cerita pendek, hingga novel merupakan bentuk penulisan kreatif. Biasanya, penulisan kreatif menggunakan imajinasi serta memori, menggunakan perangkat sastra seperti citra dan metafora untuk menyampaikan makna.

Menulis secara kreatif menawarkan cara yang unik untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, ide, dan keyakinan. Misalnya, seseorang menulis novel fiksi ilmiah yang mewakili kekhawatirannya tentang perubahan iklim, atau cerita anak-anak yang mengungkapkan pandangannya tentang persahabatan.  

Seseorang bahkan bisa menulis puisi dari sudut pandang burung hantu sebagai cara untuk mewakili insomnia. Menulis secara kreatif tentang pengalaman yang menantang, seperti kesedihan, juga dapat mengomunikasikan kepada orang lain sesuatu yang terlalu rumit atau sulit untuk dikatakan secara langsung.

Penulisan kreatif mendorong seseorang untuk memilih kata, metafora, dan gambar dengan cara yang benar-benar menangkap apa yang mereka coba sampaikan. Pengambilan keputusan kreatif ini dapat menyebabkan peningkatan kesadaran diri, harga diri, dan kesehatan mental.

Demi kesehatan mental yang baik, mulai menulis adalah keputusan bagus. Coba luangkan waktu sekitar 15 menit sehari untuk menuliskan perasaan tentang apapun, seperti peristiwa yang dialami selama pandemi, situasi kerja yang sulit dan apa pelajaran di baliknya, atau bentuk tulisam kreatif lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement