Kamis 24 Jun 2021 06:51 WIB

Aturan Baru Ekspor Israel Buat Tomat Palestina Cepat Busuk

Israel telah melakukan pembatasan baru pada petani tomat Palestina di Jalur Gaza

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Petani Palestina memetik stroberi segar dari kebun keluarganya, pada dini hari di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, Rabu, 6 Januari 2021.
Foto: AP/Adel Hana
Petani Palestina memetik stroberi segar dari kebun keluarganya, pada dini hari di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, Rabu, 6 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pihak berwenang Israel telah melakukan pembatasan baru pada petani tomat Palestina di Jalur Gaza. Aturan baru ini akan menyebabkan pengiriman tomat ke pasar di Tepi Barat yang diduduki dan negara-negara Arab membusuk lebih cepat.

Kementerian Pertanian Palestina mengatakan pada Rabu bahwa Israel telah meminta para petani untuk mencabut mahkota tomat, yaitu sepal dan pedicel dari setiap tomat yang tumbuh. Mahkota itu berfungsi untuk menjaga buah tetap menempel pada batang. Mereka harus melakukannya agar tomat tersebut dapat dibawa truk untuk melewati perlintasan Karm Abu Salem.

Baca Juga

Namun terkait dengan penjelasan detail, otoritas Israel tidak menjelaskan termasuk alasan mereka menerapkan aturan baru ini. Israel telah memberlakukan blokade darat, udara, dan laut terhadap Jalur Gaza sejak 2007 dan mengendalikan pergerakan truk yang lewat ke Israel dan Tepi Barat melalui al-Mintar, Awdeh, dan Karm Abu Salem. Tiga penyeberangan tersebut dikelola oleh tentara Israel dan didedikasikan untuk perdagangan.

Kementerian mengatakan 110 ton berbagai sayuran dan buah-buahan diizinkan lewat dari Jalur Gaza ke Tepi Barat pada Rabu yang telah diblokir oleh Israel selama 43 hari terakhir. Aturan baru Israel untuk tomat tidak mungkin dipenuhi. Mereka menolak untuk mengubah standar pemasaran beberapa produk pertanian yang melewati persimpangan Karm Abu Salem.

Selain itu, mereka juga menambahkan para pembeli lebih suka membeli tomat dengan mahkota di atasnya. Seorang petani Palestina dari Gaza mengeluh dalam sebuah video yang diunggah di media sosial bahwa mencabut mahkota akan membutuhkan waktu ekstra dan menyebabkan tomat lebih cepat busuk.

Dia menyebut hasil panen tomatnya yang akan dikirim ke Ramallah, Nablus, Jenin, dan Hebron harus menunggu di truk selama tiga hari di persimpangan sebelum diizinkan lewat. “Dan pada saat akhirnya berlalu, dari tempat kami membuang sepal, tomat akan mulai membusuk. Ketika kami mengirimkan tomat ke pasar, tomat itu sudah busuk dan tidak ada yang akan membelinya,” kata dia.

Penggunaan pestisida yang tidak tepat

Dilansir Middle East Eye pada Kamis (24/6), sebelumnya Israel telah memblokir tomat untuk dikirim ke Tepi Barat dan pasar Arab dengan alasan penggunaan pestisida yang tidak tepat. Petani Palestina di Gaza yang bergantung secara finansial pada pengiriman hasil panen mereka  terutama stroberi, bunga, tomat, dan ceri ke pasar Palestina dan Arab mengatakan mereka telah mengalami kerugian total lebih dari 16 juta dolar Amerika sejak Mei.

Sebab, sejak Mei, Israel telah memblokir hampir 6.500 truk memasuki Gaza yang membawa pengiriman minyak manufaktur, ban, dan suku cadang mobil. Sementara 300 truk sayuran, pakaian, dan furnitur ditolak izin untuk keluar dari kantong itu, menurut Kamar Dagang Distrik Gaza. Warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung sudah menderita kekurangan bahan penting untuk konstruksi, keperluan medis, infrastruktur dan manufaktur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement