Rabu 23 Jun 2021 02:39 WIB

BOR di Kota Bogor Capai 77,3 Persen Pekan Ini

BOR Kota Bogor dipenuhi juga oleh pasien luar Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan berjalan di ruang perawatan pasien COVID-19. Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor terus meningkat.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Petugas kesehatan berjalan di ruang perawatan pasien COVID-19. Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor terus meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor terus meningkat. Pekan ini, tercatat BOR di Kota Bogor sebesar 77,3 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, memaparkan, berdasarkan data yang ada di Dinkes Kota Bogor, dari total 856 tempat tidur isolasi, 662 di antaranya sudah terisi. "Dari 856 tempat tidur isolasi pasien Covid-19 yang ada di 21 rumah sakit rujukan, sudah terisi 662 atau setara dengan 77,3 persen dari jumlah kapasitas yang ada," kata Retno, Selasa (22/6).

Baca Juga

Retno menyebutkan, 662 pasien yang menempati tempat tidur tersebut bukan hanya berasal dari Kota Bogor. Rinciannya 325 pasien berasal dari Kota Bogor, 180 orang dari Kabupaten Bogor, dan 157 orang sisanya berasal dari luar wilayah Bogor.

Tak hanya rumah sakit rujukan Covid-19, lanjut dia, ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 di pusat isolasi Pusdiklat BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor juga hampir terisi penuh. Dari 100 tempat tidur yang ada di sana, 75 di antaranya sudah terisi.

Oleh karena itu, Retno mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah menjajaki pusdiklat lain di kawasan tersebut milik kementerian lain. Untuk dijadikan sebagai pusat isolasi pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG).

“Namanya usaha, sudah bersurat Pak Wali Kota ke kementerian-kementerian. Kalau pusdiklatnya tidak dipakai, kita pinjam,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meminta seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor menaikkan jumlah tempat tidur isolasi Covid-19, di atas 30-35 persen dari total tempat tidur rumah sakit. Hal ini menindaklanjuti surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nomor YR. 03.03 / III / 4643 / 2020 Perihal Peningkatan Pelayanan Pasien Covid-19. Salah satunya menyebutkan untuk melakukan konversi tempat tidur guna penyiapan kapasitas ruang isolasi dan ICU bagi pasien Covid-19 sesuai standar.

“Lonjakan kasus Covid-19 begitu nyata. Saya garis bawahi, selain konversi tempat tidur, rumah sakit diimbau untuk menyampaikan laporan secara real time. Target kita satu yaitu menambah fasilitas tempat tidur di rumah sakit sebesar 30-35  persen dan ke-dua tempat isolasi,” katanya.

Bima Arya ini menjelaskan, selain menambah ketersediaan tempat tidur sebesar 30 -35 persen, Pemkot Bogor akan menambah tempat isolasi untuk pasien OTG di Pusat Isolasi BPKP Ciawi. Ke depan ada fasilitas isolasi ini akan terus ditambah, sehingga bagi pasien dengan gejala sedang dan berat bisa difokuskan di rumah sakit.

Sedangkan, sambung dia, terkait penggunaan Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor masih dilakukan kajian. Sebab, ada aturan yang harus dipatuhi.

Bima Arya juga meminta Dinkes Kota Bogor untuk melakukan pembenahan dan pengaturan sistem rujukannya. Agar pasien dapat dirujuk secara merata sehingga tidak menumpuk di satu atau dua rumah sakit.

“Kita berlomba dengan waktu jangan sampai lonjakan yang ada tidak bisa diantisipasi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement