Selasa 22 Jun 2021 18:34 WIB

Pekan Lalu, Indramayu Tempati Posisi Kedua Kematian Covid-19

Sejak 14-30 Juni, total kasus Kematian Covid-19 Indramayu hingga 30 kasus

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bupati Indramayu, Nina Agustina.Nina menilai, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kematian pasien Covid-19 itu akibat ketidakpedulian masyarakat.
Foto: Istimewa
Bupati Indramayu, Nina Agustina.Nina menilai, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kematian pasien Covid-19 itu akibat ketidakpedulian masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Indramayu menempati posisi tertinggi kedua di Jawa Barat. Bupati Indramayu, Nina Agustina, langsung bertindak untuk mengatasi kondisi tersebut.

Berdasarkan data Pikobar Jabar, penambahan pasien meninggal akibat Covid-19 pada 14 – 20 Juni 2021, di Kabupaten Indramayu ada 30 kasus. Jumlah itu berada di urutan kedua terbanyak setelah Kabupaten Bandung yang mencapai 61 kasus.

Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Selasa (22/6), hari ini terdapat penambahan sepuluh orang meninggal dunia. Dengan penambahan itu, maka jumlah total pasien Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 286 orang.

Tidak hanya hari ini, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia pada Senin (21/6) dan Ahad (21/6) bahkan lebih tinggi. Yakni, masing-masing mengalami penambahan 13 orang.

Menanggapi hal tersebut, Nina menilai, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kematian pasien Covid-19 itu akibat ketidakpedulian masyarakat. Mereka menunda memeriksakan diri hingga kondisinya akhirnya menjadi parah."Saat parah, akhirnya baru ke dokter," tukas Nina.

Untuk itu, Nina meminta kepada warganya untuk segera memeriksakan diri jika sakit agar segera tertangani. Dia menyatakan, Covid-19 bukanlah aib sehingga tak perlu disembunyikan.

Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengakui, sekarang ini kondisi pasien Covid-19 di Kabupaten Indramayu cepat sekali memburuk keadaannya. Setelah itu, langsung meninggal dunia.

Ketika ditanyakan apakah di Kabupaten Indramayu sudah menyebar varian Covid-19 yang baru, Deden tidak bisa memastikannya."Memang kecurigaan ada, tapi tidak bisa langsung diambil kesimpulan karena harus dilakukan pemeriksaan WGS (Whole Genum Sequencing)," kata Deden.

Selain faktor itu, Nina mengakui, tingginya tingkat kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Indramayu juga karena keterbatasan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di rumah sakit (RS) yang ada. Untuk itu, saat ini pihaknya akan segera membuka tempat-tempat perawatan bagi pasien Covid-19, seperti di RS PMC maupun Wisma Haji.

"Itu untuk menanggulangi yang parah," kata Nina, saat ditemui di Pendopo Indramayu, Selasa (22/6).

Di RS PMC, akan tersedia 26 tempat tidur. Sedangkan di Wisma Haji, rencananya akan ditempatkan 50 tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Nina juga sangat berharap agar warganya disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah paparan Covid-19. Dia menyatakan, upaya mengatasi Covid-19 tak bisa dilakukan oleh pemerintah sendirian tanpa ada kepedulian dan peran serta masyarakat.

"Covid-19 itu nyata. Musuh kita itu tidak kelihatan karena virus. Jadi kita tidak bisa sendiri dalam mengatasinya, harus bersama-sama," tandas Nina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement