Selasa 22 Jun 2021 12:16 WIB

Vaksinasi Covid-19 Diharapkan Ciptakan Herd Immunity

Vaksin bukan obat, melainkan berfungsi untuk mendukung kekebalan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Vaksinasi Covid-19 dharapkan dapat menciptakan herd immunity (ilustrasi).
Foto: Republika
Vaksinasi Covid-19 dharapkan dapat menciptakan herd immunity (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mutasi dari Covid-19 diketahui cukup banyak. Salah satunya yaitu varian Delta dari India yang kini menjadi perhatian serius. 

Secara karakteristik, varian baru Covid-19 kerap diteliti mulai dari penyebarannya yang lebih cepat, berhubungan dengan gejala klinis lebih berat, efektivitas vaksin, masalah diagnostik hingga problem pengobatan. Vaksinasi Covid-19 pun dinilai penting dilakukan di tengah kondisi gawat akibat mutasi dan munculnya varian lebih mematikan. 

Dr Heidy Agustin, Sp.P (K) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, mengatakan para pakar sebenarnya sudah menemukan genome dari coronavirus, sehingga itu merupakan suatu langkah awal penemuan vaksin. "Tujuan melaksanakan vaksinasi yaitu untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19 itu yang paling penting, dan juga untuk mencapai kekebalan kelompok atau yang kami sebut sebagai herd immunity,” kata Heidy dalam webinar bersama Dompet Dhuafa, Jumat (18/6).

Vaksin bukan obat, melainkan berfungsi untuk mendukung kekebalan. Diharapkan dengan pemberian vaksin juga menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok. "Kalau sudah kebal, misal satu terkena, jadi yang lain tidak tertular, jadi itu yang disebut herd immunity," ujarnya.

Pemberian vaksin bertujuan untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat secara umum dan juga melindungi diri serta memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh. Selain itu, menjaga produktivitas dan meminimalisasi dampak sosial serta ekonomi.

Tentunya, vaksin yang ideal di Indonesia harus efektif melindungi dari varian manapun. Selain itu, harus terjamin aman dan halal. Heidy juga mengingatkan, bagi yang sudah divaksinasi bukan berarti bisa abai dengan protokol kesehatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement