Selasa 22 Jun 2021 12:05 WIB

Pemkot Malang Belum Putuskan Sikap Soal PTM

Walkot Malang masih memantau fluktuasi jumlah kasus Covid-19 di daerahnya.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Siswa mengerjakan soal PPKn melalui komputer dalam Ujian Sekolah yang diadakan secara tatap muka di SDN Dinoyo 1 Malang, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Ujian sekolah sebagai salah satu syarat kelulusan tersebut diadakan serentak secara tatap muka di 250 sekolah dasar negeri maupun swasta di Kota Malang.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Siswa mengerjakan soal PPKn melalui komputer dalam Ujian Sekolah yang diadakan secara tatap muka di SDN Dinoyo 1 Malang, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Ujian sekolah sebagai salah satu syarat kelulusan tersebut diadakan serentak secara tatap muka di 250 sekolah dasar negeri maupun swasta di Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Data Covid-19 secara nasional dan beberapa daerah terus melonjak. Situasi ini menyebabkan sejumlah daerah menunda kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Berbeda dengan daerah lain, Kota Malang belum memutuskan penghentian kebijakan PTM. Wali Kota Malang Sutiaji masih harus melihat fluktuasi jumlah kasus Covid-19 di daerahnya dalam beberapa waktu ke depan.

Meskipun demikian, Sutiaji tetap mengingatkan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 belum usai. Walaupun ada penambahan kasus, kata Sutiaji, yang paling penting itu terkendali. Yang berbahaya itu ketika ada penambahan kasus tapi tidak terkendali.

"Terkendalinya gimana? Kita tahu tracingnya. Sebenarnya ini dari mana klasternya. Asal muasal transmisinya sehingga bisa dilacak," ucap Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Senin (21/6).

 

Sutiaji tak menampik, tingkat keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit ada penambahan. Namun dia meminta masyarakat untuk tidak terlalu cemas atas situasi tersebut. "Ekonomi kita sudah mulai bergerak. Yang penting disiplin pakai masker, cuci tangan, dan disiplin menjaga jarak," jelasnya.

Saat ini total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai 6.896 orang, Senin (21/6). Dari jumlah tersebut, 651 orang meninggal dan 6.160 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara untuk 85 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement