Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ISTIQOMALIA YUNIARTI 2020

Bagaimana Cara Memotivasi Anak Untuk Belajar?

Eduaksi | Sunday, 20 Jun 2021, 21:20 WIB
Sabrina Eickhoff from Pixabay" />
Image by Sabrina Eickhoff from Pixabay

Seberapa sering kita mendengar ucapan “Aku benci matematika” atau “Aku tidak mau mengerjakan PR” dan “aku tidak suka sekolah.” Coba bayangkan apa yang dirasakan para orang tua atau pengasuh yang peduli dan sudah mengerahkan banyak waktu dan usahanya namun kemudian menemukan bahwa si anak masih tetap menolak untuk belajar secara positif ?

"Mengapa ia tidak lagi menikmati pelajaran kesukaannya?"

"Mengapa dia tidak bisa rangking satu dan menyaingi teman-temannya?"

"Mengapa ia lebih senang bermain gadget dibandingkan dengan membaca buku?"

Menurut saya, ini hanya beberapa pertanyaan yang sering muncul seiring dengan keprihatinan orang tua ketika anak-anak mereka menunjukkan kurangnya minat dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Dengan masalah seperti ini, beberapa orang tua pastinya tidak menginginkan hal tersebut terus-menerus terjadi. Banyak orang tua yang mengambil langkah lain dalam mendidik anaknya, seperti home scooling, sementara ada juga yang memberi kegiatan pada anak-anaknya agar bergabung dengan klub-klub yang dapat membuat anak tersebut senang dengan hal baru.

Namun, bagaimana dalam masa pandemi ini? anak-anak mungkin bahkan lebih bosan dengan pembelajaran yang hanya dilakukan pada jarak jauh saja. Saya pernah mengikuti volunteer dan membimbing seorang anak yang memang tidak mempunyai semangat dalam belajar dan sangat manja. Tetapi saya terus berusaha bagaimana saya bisa memberikan motivasi terkait dengan apa yang dapat membuat mereka senang belajar dengan saya. Salah satunya dengan menggunakan metode-metode pembelajaran dalam bentuk game, siapa sangka? dengan metode itu, mereka bisa lebih enjoy dan sering tersenyum meskipun pembelajaran hanya dilakukan lewat google meet.

Sumber foto : Milik Pribadi

Seorang anak memang tidak bisa kita paksa untuk selalu belajar. Apa kalian pernah menyuruh adik kalian belajar, tetapi ia malah malas dan membantah perkataan kalian? ya, seharusnya kita tidak berhak melakukan itu dan biarkan saja mereka menikmati setiap pembelajaran dengan gaya mereka sendiri. Dengan kata lain, orang dewasa tidak seharusnya mencoba untuk memaksa kehendak mereka. Jadi, bersabarlah sementara menunggu mereka merespon dalam waktu menurut hitungan mereka sendiri.

Mote Oo Education from Pixabay" />
Image by Mote Oo Education from Pixabay

Kita memang diperintahkan untuk selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang terhadap anak-anak. Apalagi ketika kita ingin menyuruhnya untuk belajar, tidak boleh ada satu kata pun yang sifatnya membentak atau dikeluarkan menggunakan nada yang tinggi. Apa jika semua itu terjadi seorang anak akan menuruti perintah yang disampaikan? sangat tidak, mereka tidak akan menurutinya. Saya yakin, yang terjadi malah ia akan masuk kedalam kamarnya dan menangis. Ya itulah seorang anak. Ia membutuhkan motivasi yang dapat membangun semangat dia untuk belajar, bukan malah diperintahkan dengan kata-kata yang dapat menyakiti hatinya.

Oleh karena itu, berikut ini tips yang berguna dalam mendorong motivasi pada anak :

1. Sebagai orang dewasa, sepatutnya kita menanyakan terlebih dahulu apa minat bakat yang ia punya. Ia senang dalam melakukan hal seperti apa.

2. Berikan ia pengetahuan akan dunia yang sangat luas dengan ide-ide yang dapat menarik perhatiannya. Dan berikan hal baru yang belum pernah ia alami sebelumnya.

3. Ini yang terpenting, Puji dirinya. Puji dirinya seakan-akan ia benar-benar merasa dirinya itu pantas dikenal oleh orang lain. Meskipun ada seorang anak yang memiliki kekurangan dalam dirinya, tetap puji ia. Karena hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang anak.

4. Berikan ia pengetahuan akan masa depan, sehingga seringkali muncul ambisi-ambisinya untuk mengejar masa depan yang cemerlang.

5. Selalu menjaga sikap positif tentang pendidikan di sekolah. Bahkan ketika seorang anak memiliki masalah dengan gurunya, sebagai orang dewasa kita perlu hati-hati dengan apa yang ingin dikatakan.

6. Berikan mereka sebuah buku sejak kecil. Buku adalah jendela pengetahuan, berikan ia pengertian bahwa buku dapat membuatnya menjadi orang yang dapat berfikir kritis. Dan hal ini juga mampu membuatnya bosan dengan gadget ketika ia menemukan hal yang lebih menyenangkan, yaitu buku.

Demikian halnya, anak-anak tetap harus dibimbing untuk melakukan refleksi diri setelah mereka menerima sebuah materi yang telah ia dapatkan disekolah maupun diluar sekolah.

Sumber foto : milik pribadi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image