Senin 21 Jun 2021 17:25 WIB

Muncul Klaster Takziah, Satu Gang Lockdown

Jumlah 29 warga yang diduga terindikasi Covid-19 termasuk dua orang yang meninggal.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Jalan JA Suprapto III di Kecamatan Klojen, Kota Malang, terpaksa harus ditutup (lockdown), Senin (21/6). Hal ini karena dilaporkan telah muncul klaster Covid-19 akibat aktivitas takziah di lokasi tersebut.
Foto: istimewa
Jalan JA Suprapto III di Kecamatan Klojen, Kota Malang, terpaksa harus ditutup (lockdown), Senin (21/6). Hal ini karena dilaporkan telah muncul klaster Covid-19 akibat aktivitas takziah di lokasi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jalan JA Suprapto III di Kecamatan Klojen, Kota Malang, terpaksa harus ditutup (lockdown), Senin (21/6). Hal ini karena dilaporkan telah muncul klaster Covid-19 akibat aktivitas takziah di lokasi tersebut.

Koordinator Penyemprotan Desinfektan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Cornelia Selvyana, mengatakan, penyebutan klaster takziah ini dilatarbelakangi adanya satu warga yang meninggal. Warga sekitar pun melakukan takziah ke rumah yang bersangkutan. Setelah itu, warga secara bertahap mulai terkonfirmasi positif Covid-19. "Tahu-tahu sakit dan jumlahnya ada 15 orang, tapi saya dapat (informasi) dari Pak RT 01 yang kaus merah itu ada 29 orang. Terus untuk KK itu sembilan," kata Selvy kepada wartawan di Jalan JA Suprapto III, Klojen, Kota Malang, Senin (21/6).

Jumlah 29 warga yang diduga terindikasi Covid-19 ini termasuk dua orang yang meninggal dunia. Saat ini, para warga sudah melakukan isolasi mandiri, baik di rumah maupun di RS umum. Bahkan, beberapa ada yang mengarantina di RS Lapangan Idjen Boulevard.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala RW 01 Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Suhendro Basuki, menjelaskan, klaster takziah ini bermula dari satu warga yang meninggal tanpa melakukan tes usap (swab test). Langkah ini tidak dilakukan karena keluarga mengeklaim almarhum sakit jantung. Namun, kasus ini terus merambat setelah dua anggota keluarga meninggal akibat Covid-19. "Jadi, yang meninggal tiga, tapi dua yang positif. Satu itu masih terindikasi Covid tapi nggak di-swab," katanya menjelaskan.

Berdasarkan keterangan Suhendro, sembilan warga sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara, untuk 15 orang lainnya masih harus menunggu hasil tes usap. Hasil tes tersebut rencananya baru keluar mulai Senin (21/6).

Untuk memutus penyebaran Covid-19, Jalan JA Suprapto III pun ditutup sementara. Kemudian juga dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di sembilan RT. Penyemprotan ini dilakukan secara menyeluruh mengingat ada pasien positif di setiap RT-nya.

Berbeda dengan keterangan sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengeklaim, 27 orang telah mengikuti tes usap antigen. Dari total tersebut, delapan di antaranya dinyatakan positif Covid-19. "Empat orang digeser ke RSL (RS Lapangan) dan empat lainnya karena satu rumah, itu isolasi mandiri," ucap dia.

Salah satu upaya penanganan Covid-19, yakni dengan tracing guna mengetahui jangkauan paparan virus. Setelah itu, baru dilakukan pembatasan mobilisasi warga setempat. Kemudian, yang terpenting dengan melakukan pengetatan dalam protokol kesehatan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement