Senin 21 Jun 2021 16:54 WIB

Amil Penjaga Masyarakat yang Lelah Diterjang Pandemi

Kelelahan masyarakat wajar terjadi akibat ketidakjelasan kapan berakhirnya pandemi.

Covid-19 (ilustrasi)
Foto:

Oleh : Nana Sudiana (Direktur Pendayagunaan IZI & Mahasiswa MSKI UIN Jakarta)

Masyarakat yang Lelah

Kenaikan jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 bukan tanpa alasan. Sebagian mereka yang mengabaikan protokol kesehatan beralasan sudah lelah menghadapi Covid-19 yang berjalan setahun lebih. Dengan sejumlah alasan, mereka mengambil risiko terpapar Covid-19. Termasuk ke dalam hal ini adalah alasan ekonomi.

Berita tentang vaksinasi, menimbulkan harapan baru. Namun dengan berubah-ubahnya informasi yang ada. Juga masih belum jelasnya kapan masyarakat akan mendapat vaksin gratis selain guru, lansia, dan pejabat publik, mendorong masyarakat merasa lelah menanti kepastian soal vaksin ini untuk mereka.

Memang data yang dirilis Satgas Covid-19 menunjukan total jumlah vaksinasi pertama sudah mencapai 15.703.583. Dan vaksinasi kedua mencapai 10.359.996 pada akhir Mei ini.

Di tengah meningkatnya vaksinasi untuk masyarakat, data penurunan penggunaan masker di tengah aktivitas masyarakat terus menurun. Termasuk juga angka pemberlakuan jaga jarak dan menghindari kerumuman juga menurun sebanyak 20,6 persen.

Adalah sebuah kewajaran muncul kelelahan di tengah masyarakat. Hal ini antara lain akibat ketidakjelasan kapan akan berakhirnya pandemi. Selain itu, penyebab yang bisa menimbulkan kelelahan di masyarakat adalah situasi ekonomi yang terjadi di tingkat keluarga.

Di antara anggota keluarga yang ada, mesti ada yang harus mengambil risiko untuk tetap bekerja agar ada pendapatan yang diterima oleh sebuah keluarga. Hal ini bukan hanya untuk mempertahankan kehidupan anggota keluarga, tetapi juga untuk menjaga arah masa depan keluarga.

Dari situasi ini, tentu saja sebenarnya memiliki kerentanan. Selain uang yang didapat, secara langsung maupun tidak langsung, sang pencari nafkah ini bisa terpapar virus dan rentan membawa virus ke dalam rumah. Dengan demikian kemungkinan anggota keluarganya terpapar menjadi semakin potensial terjadi.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement