Senin 21 Jun 2021 16:26 WIB

BOR Rumah Sakit di Solo Capai 90 Persen

Ruang ICU Covid-19 di rumah sakit juga hampir penuh.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi: Ruang perawatan pasien Covid-19.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Ruang perawatan pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rata-rata keterisian kamar atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di Kota Solo, Jawa Tengah, sudah mencapai 90 persen. Sebanyak 82 persen pasien Covid-19 yang dirawat di Solo berasal dari luar kota.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit rujukan Covid-19 di Solo hampir semuanya penuh. Dia merinci, ruang isolasi yang sudah penuh di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo, RS Panti Waluyo, RS Koestati, RSUD Bung Karno, RS dr Oen Kandangsapi Solo, dan RSUD dr Moewardi.

Rumah sakit yang masih bisa menerima pasien baru Covid-19 yakni, RS PKU Sampangan ruang isolasi masih 25 persen, RSUD Ngipang masih 63 persen, RSJD masih 33 persen, dan RS Brayat Minulya masih 66 persen.

Selain itu, ruang ICU Covid-19 di rumah sakit juga hampir penuh. Rumah sakit yang ruang ICU Covid-19 masih tersedia antara lain, RS DKT masih 50 persen, RSUD Ngipang masih 25 persen, RS PKU Muhammadiyah Solo masih 13 persen, sedangkan lainnya sudah 100 persen.

 

"Intinya hampir penuh semua, dari kapasitas total 784 tempat tidur. Kami minta ditingkatkan 40 persen per rumah sakit. Seperti RSUD dr Moewardi masih bisa naik, ini baru 153 tempat tidur isolasi padahal jumlah tempat tidurnya 997 bed," kata Siti kepada wartawan, Senin (21/6).

Meski hampir penuh, namun Siti memastikan tidak ada rumah sakit yang menolak pasien Covid-19. Berdasarkan aturan, jika ruang isolasi penuh, maka akan dialihkan ke rumah sakit lainnya yang juga rujukan Covid-19.

"Ini rumah sakit saya minta tambah terus. Selama ini masih mampu melayani. Jadi dialihfungsikan dari ruangan biasa menjadi ruangan isolasi Covid-19," imbuhnya.

Di samping meminta rumah sakit menambah kapasitas ruang isolasi, DKK Solo juga berharap rumah sakit di kabupaten sekitar ditingkatkan kapasitasnya. Sehingga diharapkan semua pasien dapat terlayani.

"Meskipun kami siap dapat rujukan, tapi kalau Solo penuh gimana. Makanya, rumah sakit luar Solo juga harus meningkatkan kapasitas. Karena pasiennya 82 persen dari luar Solo," terangnya.

Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penunjang Medis RS PKU Muhammadiyah Solo, Arief Budiman mengatakan, berdasarkan instruksi dari DKK, maka RS PKU Solo menambah kapasitas tempat tidur isolasi pasien Covid-19.

Sebab, sejak adanya lonjakan Covid-19 di Kudus hampir semua rumah sakit overload, sehingga diminta menambah kapasitas. "Sepekan lalu sebenarnya kami sudah menambah 14 tempat tidur untuk isolasi, tapi begitu kami tambah langsung sehari itu full. Sehingga per Sabtu (19/6) kemarin kami nambah lagi," katanya.

Ia menyebut, saat ini total kapasitas ruang isolasi Covid-19 di RS PKU Solo sebanyak 80 tempat tidur. Rinciannya, delapan tempat tidur ICU covid dan 72 tempat tidur isolasi Covid. Bahkan, manajemen sudah menyiapkan lagi tujuh tempat tidur yang bisa digunakan untuk isolasi pasien Covid-19.

"Tapi saat ini belum karena masih banyak pasien-pasien non Covid juga masih butuh perawatan. Itu kami pertimbangkan. Tapi kalau dimungkinkan harus ada penambahan ya akan kami tambahkan lagi," ujar Arief.

Menurut Arif, lonjakan pasien Covid-19 di RS PKU Solo terjadi sejak dua pekan lalu. Hampir seluruh daerah di Jawa Tengah mengalami lonjakan sejak peningkatan kasus di Kudus.

"Padahal beberapa waktu sebelum ada lonjakan di Kudus itu kita sudah sempat mereda. Bahkan kami hanya 26 tempat tidur isolasi saja kadang tidak sampai penuh. Ini sudah mulai melonjak lagi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement