Senin 21 Jun 2021 16:25 WIB

Pengamat Arab Saudi: Iran akan Tetap Garis Keras

Arab Saudi masih bungkam dengan kemenangan garis keras dalam pemilihan presiden Iran

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.
Foto: EPA
Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pengamat politik Arab Saudi Abdulrahman Rashed menulis kemenangan Ebrahim Raisi dalam pemilihan presiden Iran akan membuat negara itu tetap di jalur garis keras. Hal itu disampaikan dalam artikelnya dipublikasikan surat kabar milik pemerintah Arab Saudi Asharq al-Awsat.

Sejauh ini, Arab Saudi masih bungkam dengan kemenangan garis keras dalam pemilihan presiden Iran. Tapi sebagian besar negara Arab Teluk termasuk Uni Emirat Arab yang juga berselisih dengan Iran sudah menyampaikan ucapan selamat pada Raisi, sekutu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga

"Setelah Ebrahim Raisi menang kami tidak berharap ada perubahan penting dalam kebijakan luar negeri karena kekuasaan jatuh ke pemimpin tertinggi dan kesepakatan (nuklir) yang dinegosiasikan tim (presiden pejawat Hassan) Rouhani di Vienna akan tetap berjalan," tulis Rashed, Senin (21/6).

Riyadh dan sekutu-sekutunya menentang perundingan tak langsung antara kekuataan-kekuataan besar dunia dengan Iran mengenai kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tidak turut membahas program nuklir Iran dan dukungan Teheran pada proksi di seluruh kawasan Timur Tengah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement