Ahad 20 Jun 2021 13:16 WIB

Kebutuhan Tinggi, Kemenperin Cetak SDM dari Sekolah Vokasi

Adanya Politeknik dan Akademi Komunitas di Kawasan Industri mengasilkan SDM industri

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah mahasiswa mengikuti kuliah tatap muka perdana pada masa pandemi COVID-19 di kampus Politeknik Kelautan dan PerIkanan Dumai, di Dumai, Riau, Selasa (23/3/2021). Sebanyak 90 orang mahasiswa dari 227 mahasiswa kembali masuk ke asrama kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai untuk mengikuti secara bertahap perkuliahan tatap muka dan kuliah umum setelah hampir setahun lamanya pada masa pandemi COVID-19 diliburkan.
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Sejumlah mahasiswa mengikuti kuliah tatap muka perdana pada masa pandemi COVID-19 di kampus Politeknik Kelautan dan PerIkanan Dumai, di Dumai, Riau, Selasa (23/3/2021). Sebanyak 90 orang mahasiswa dari 227 mahasiswa kembali masuk ke asrama kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai untuk mengikuti secara bertahap perkuliahan tatap muka dan kuliah umum setelah hampir setahun lamanya pada masa pandemi COVID-19 diliburkan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) mendorong pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia, salah satunya SDM industri melalui sekolah dan kampus vokasi yang ada di Sulawesi. BPSDMI memiliki dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2 Politeknik, 1 Akademi Komunitas (AK) di wilayah Sulawesi yang telah mencetak setidaknya 1.187 lulusan kompeten dan siap kerja yang terserap tidak hanya di wilayah Sulawesi namun tersebar di seluruh Indonesia.

Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian Arus Gunawan mengatakan kebutuhan akan tenaga kerja industri yang tidak hanya level operator, namun pula level supervisor dan superintendent juga harus dipenuhi. Pemenuhannya melalui lulusan pendidikan tinggi.

“Kemenperin membangun beberapa unit pendidikan tinggi berbentuk Politeknik dan Akademi Komunitas di Kawasan Industri dan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri di Indonesia, salah satunya ada di Bantaeng dan Morowali,” ujarnya kepada wartawan seperti dikutip Ahad (20/6).

Menurutnya pendirian Politeknik dan Akademi Komunitas di Kawasan Industri akan mendukung tersedianya SDM Industri yang tentu saja akan mendukung iklim investasi di wilayah itu. Adapun kebutuhan tenaga kerja industri di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kawasan industri di daerah tersebut.“Setiap tahun sekitar 96 lulusan AK Manufaktur Bantaeng terserap industri, salah satunya di PT Huadi Nickel Alloy Indonesia,” ucapnya.

Hal ini menambah suplai lulusan Politeknik ATI Makassar pada 2020 meluluskan 490 orang. Ini pun masih sedikit dibanding kebutuhan yang ada. AK Manufaktur Bantaeng menyelenggarakan pendidikan Diploma 2 tiga program studi, yaitu Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Analisis Kimia.

“Ke depan karena kawasan ini berkembang pesat, kami akan mendorong kampus untuk menyelenggarakan program pendidikan vokasi industri setara D1 untuk mendukung operasional sektor industri di Bantaeng,” ungkapnya.

Sementara itu, Manager HRD PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, A.Adrianti Latippa juga mengakui kebutuhan tenaga kerja di PT Huadi Nickel Alloy Indonesia cukup besar.“Hingga 2022, kebutuhan tenaga kerja mencapai 1.500 orang,” katanya.

Ia  mendukung rencana program pendidikan singkat yang dicanangkan BPSDMI Kementerian Perindustrian, yakni melalui program pendidikan vokasi industri setara D1 dengan kompetensi sesuai kebutuhan industri. “Program yang dibutuhkan sekarang untuk bidang alat berat dan mekanikal,” ucapnya.

BPSDMI juga telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali yang membuka tiga prodi antara lain Teknik Kimia Mineral, Teknik Listrik dan Instalasi serta Tehnik Perawatan Mesin yang animo pendaftarnya sekitar 1: 60. Adapun letaknya yang cukup jauh dari Ibukota Provinsi dan akses transportasi yang terbatas tidak menurunkan semangat lulusan SMK untuk bisa kuliah di kampus ini.Setiap tahun kampus ini meluluskan sekitar 90-an lulusan yang langsung terserap di perusahaan industri di Kawasan Industri di Morowali. 

Adapun jumlah lulusan ini masih jauh lebih kecil dari kebutuhan rata–rata tenaga kerja di sana yang mencapai 40.000 orang. Arus menegaskan komitmen Kemenperin untuk terus mendukung proses pembelajaran berbasis kompetensi dan kemitraaan dengan industri yang erat.“kita akan mendorong Kampus ini menjadi Politeknik terbaik di Indonesia. Selama ini Kawasan Industri memiliki kemitraan yang erat dengan kampus dalam menyediakan kegiatan praktek industri bagi mahasiswa, praktisi dan Industri dan menyediakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Tentu saja begitu lulus langsung siap bekerja,” ucapnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement