Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image LK Siregar

4 alasan kenapa kita harus memiliki kompetensi tentang "Duit"

Gaya Hidup | Saturday, 19 Jun 2021, 21:42 WIB
dokumen pribadi tentang secangkir kopi

Akhir bulan Mei lalu, saya menulis sebuah artikel di Retizen berikut: Kuasai 3 Kompetensi ini, Puncak Organigram Menantimu - https://retizen.republika.co.id/posts/11432/kuasai-3-kompetensi-ini-puncak-organigram-menantimu

Salah satunya adalah kompetensi terkait urusan "duit", tentang Laporan Keuangan atau sebagian menyebutnya dengan panggilan Finances, ada juga yang memanggilnya dengan urusan Akuntansi. Pokoknya kompetensi terkait penyajian angka-angka yang menjadi ukuran keberhasilan suatu kinerja. Pada kesempatan ini saya mencoba mem-breakdown beberapa alasan kenapa kita semua perlu mempunyai kompetensi tentang "duit", terutama kita-kita yang bercita-cita menjadi Manager atau pemimpin puncak dalam sebuah organisasi. Kompetensi ini juga tidak dilarang untuk dikuasai oleh para pengusaha, pendidik, pengacara even profesi dokter pun juga boleh. Pokoknya selama profesi itu masih bertujuan untuk mendapatkan "duit" atau pun menggunakan "duit" untuk kegiatannya maka penting untuk memahaminya.

Mengapa hal ini menjadi penting?

1. Karena setiap keberlangsungan organisasi ataupun aktivitas usaha ditentukan dengan ada atau tidak nya "duit". Tercapai atau tidaknya sebuah target biasa direfleksikan dalam deretan angka yang mencerminkan "duit" yang dihasilkan. Seorang manager harus memahami berapa resources dana yang tersedia untuk digunakan guna mencapai target dan kebutuhan rutin yang harus terlaksana. Artinya para manager tersebut harus mampu membaca laporan keuangan. Secara sederhana saya coba deskripsikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan standar yaa, sbb:

mudah2an gak pusing bacanya yaa

2. Dengan kemampuan kita memahami kondisi keuangan yang kita dapatkan dari informasi diatas, maka sebagai seorang manager bisa menunjukkan reputasi atas kemahirannya dalam pengelolaan keuangan. Dan sebagai individu yang profesional juga mengerti apa yang sedang terjadi dengan kondisi keuangan usahanya dan tentu dapat menarasikan kondisi tersebut ke pihak internal ataupun eksternal untuk tujuan-tujuan yang akan diraihnya

3. Selanjutnya adalah kompetensi ngurusuin "duit" juga memungkinkan kita mampu menempatkan (allocation) sumber daya yang kita miliki agar lebih optimal dan produktif, tentunya agar terus bisa menghasilkan pendapatan. Dan membentuk kita yang realize bahwa usaha tidak semata tentang pendapatan tetapi juga tentang beban, dan pendapatan akan selalu hadir bersama dengan beban, tinggal gimana kita mengelola agar lebih efektif dan efisien

4. Alasan yang terakhir adalah untuk meningkatkan hubungan kerjasama (kolabs) antar bagian maupun across organization. Untuk apa? Hari gini kolabs menjadi kata kunci keberhasilan dari suatu usaha ataupun karir. Dengan memiliki kompetensi tentang duit, kita jadi ngerti tentang resources allocation maka kita tau pihak mana atau bagian mana yang perlu kita ajak kolabs, tentunya semangatnya adalah maju bareng. Misal, usaha kita adalah kuliner yang menyediakan makan siang sebuah kantor di salah gedung tinggi di Jakarta, seiring waktu usaha pun terus berkembang, pesanan semakin banyak, dan ruang dapur untuk produksi semakin terasa sempit, pilihannya adalah kita investasi dengan bangun dapur baru (dengan hutang baru) atau kolabs dengan para pengusaha kuliner lain (bagi hasil) untuk menyediakan produksi yang dibutuhkan? Tentu keputusan itu berujung tentang "duit".

Demikian 4 alasan yang saya coba paparkan kenapa kita harus memiliki kompetensi tentang "duit". Semoga bermanfaat.

wallahu'alam bissawab

#retizen #kompetensitentangduit #finance #accounting

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image