Sabtu 19 Jun 2021 19:53 WIB

WHO Nyatakan Wabah Ebola di Guinea Berakhir

Pengalaman wabah ebola sebelumnya bantu percepat penanganan di Guinea.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pria mendapatkan penjelasan sekaligus selebaran tentang ebola dari sebuah LSM di Conakry, Guinea.
Foto: Reuters
Seorang pria mendapatkan penjelasan sekaligus selebaran tentang ebola dari sebuah LSM di Conakry, Guinea.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah Ebola yang merebak di Guinea pada Februari lalu telah berakhir. Sebelumnya WHO sempat menyatakan ada risiko wabah tersebut meluas ke negara tetangga terkait.

"Ini adalah pertama kalinya penyakit itu muncul kembali di negara itu sejak wabah mematikan di Afrika Barat yang berakhir pada 2016," kata WHO dalam sebuah pernyataan, Sabtu (19/6).

Baca Juga

Pada Maret lalu, WHO mengatakan wabah Ebola di Guinea berisiko tinggi menyebar ke negara tetangganya. Beberapa di antaranya disebut tidak siap menghadapi wabah atau kampanye vaksinasi di masa mendatang. “Ada enam negara tetangga Guinea dan kami melakukan penilaian kesiapan. Dua dari negara-negara itu belum siap dan satu adalah perbatasan dan ada tiga negara yang kurang lebih siap," kata Direktur Darurat Regional WHO Abdou Salam Gueye pada 5 Maret lalu.

Keenam negara itu yakni Senegal, Guinea-Bissau, Mali, Pantai Gading, Sierra Leone, dan Liberia. Menurut Gueye tidak satu pun dari negara tersebut yang benar-benar siap memulai vaksinasi Ebola jika diperlukan. Guinea setidaknya telah mengidentifikasi 18 kasus Ebola. Empat pasien di antaranya telah meninggal. Guinea telah memulai kampanye vaksinasi. Sebanyak 1.604 warga di sana telah divaksinasi.

Menteri Kesehatan Guinea Remy Lamah sempat menyatakan yakin negaranya mampu menangani kemunculan kembali wabah Ebola. Selain sarana, tenaga medis di sana telah terlatih dan berpengalaman menghadapi penyakit tersebut.

Lamah mengungkapkan, pada 2013, Guinea membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memahami bahwa mereka sedang menghadapi epidemi Ebola. "Sementara kali ini, dalam waktu kurang dari empat hari, kami dapat melakukan analisis dan mendapatkan hasilnya. Tim medis kami terlatih dan berpengalaman. Kami memiliki cara untuk segera mengatasi penyakit ini," kata Lamah kepada Reuters pada 15 Februari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement