Jumat 18 Jun 2021 19:23 WIB

Posko Covid-19 Dirusak, Ini Pesan Keluarga Syaikhona Cholil

Ulama Madura keturunan Syaikhona Cholil ajak warga taati prokes

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nashih Nashrullah
Polisi memeriksa dokumen warga sebelum dilakukan tes Antigen saat penyekatan di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2021). Penyekatan dan tes Antigen dilakukan kepada warga yang akan menuju Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Polisi memeriksa dokumen warga sebelum dilakukan tes Antigen saat penyekatan di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2021). Penyekatan dan tes Antigen dilakukan kepada warga yang akan menuju Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan, KH Fathur Rozi Zubair, menyayangkan adanya sekelompok warga yang melakukan perusakan dan menolak dilakukannya tes swab antigen di Jembatan Suramadu. 

Keturunan Syaikhona Cholil Bangkalan itu berpendapat, kejadian tersebut semestinya tidak terjadi, jika seluruh masyarakat sadar akan pentingnya melindungi diri dari penularan Covid-19. 

Baca Juga

“Saya sangat menyayangkan terjadinya insiden perusakan pos penyekatan di Suramadu tadi pagi. Seharusnya kejadian itu tidak perlu terjadi jika semua masyarakat sadar akan pentingnya menjaga diri kita dari Covid-19,” ujar Ra Fathur, begitu akrab disapa, Jumat (18/6). 

Menurutnya, penyekatan dan swab antigen yang dilakukan pemerintah di Suramadu adalah bentuk ikhtiar atau usaha agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan. 

 

Tujuannya besarnya, agar pandemi bisa terkendali. Apalagi, akhir-akhir ini angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur, khususnya Bangkalan, meningkat tajam. “Sebagai Muslim, kita harus mencegah kemudharatan yang lebih besar,” ujarnya. 

Ra Fathur menyebut, penyekatan di Suramadu bukan bentuk diskriminasi. Sebab penyekatan tidak hanya dilakukan pada Suramadu sisi Surabaya, tapi juga Suramadu sisi Madura. Itu artinya, kata dia, yang diperiksa tidak hanya warga Madura yang akan ke Surabaya, tapi juga sebaliknya. 

Ra Fathur mengaku, pihaknya telah melakukan sosialisasi agar warga Madura khususnya Bangkalan untuk taat dan memperhatikan protokol kesehatan (prokes). “Saya minta kepada masyarakat supaya patuh protokol kesehatan. Ini adalah upaya kita bisa terhindar dari musibah Covid-19,” ujarnya. 

Dia kembali menegaskan, apa yang telah dilakukan pemerintah adalah keputusan yang terbaik untuk masyarakat. Maka dari itu, dirinya mendukung penuh langkah pemerintah dalam menangani Covid-19, termasuk penanganan di Bangkalan dan Surabaya. 

“Saya juga meminta agar petugas di lapangan untuk lebih ramah dalam melayani warga. Sistemnya juga perlu terus dibenahi agar semakin cepat dalam pelayanan,” kata dia. 

Sebelumnya, beberapa video perusakan posko penyekatan di Suramadu sisi Surabaya viral di sejumlah media sosial. Pada video tersebut, meja dan kursi sudah berserakan dan sejumlah dokumen berhamburan. 

Beberapa petugas dan tenaga kesehatan yang tak kuasa membendung warga akhirnya menyelamatkan diri. Sejumlah aparat TNI-Polri tampak mencoba menenangkan warga di lokasi dan tidak lama kemudian keadaan sudah terkendali.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement