Jumat 18 Jun 2021 16:08 WIB

Upaya Membangun Kesehatan Lingkungan di Kota Malang

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Warga bergotong royong membersihkan lingkungan area wisata.
Foto: Antara/Teguh prihatna
Warga bergotong royong membersihkan lingkungan area wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- World Health Organization (WHO) pernah menyatakan kesehatan lingkungan termasuk suatu keseimbangan ekologi yang harus ada di antara manusia dan lingkungan. Aspek ini penting diterapkan agar kesehatan manusia dapat terjamin.

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan, dinasnya memiliki upaya preventif, promotif dan kuratif guna mencegah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor lingkungan. "Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna meminimalisir penyakit yang disebabkan oleh lingkungan, yaitu makanan, udara, limbah, vektor, dan tempat-tempat umum," kata Husnul, Jumat (18/6).

Penyakit berbasis lingkungan merupakan suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi dalam organ tubuh. Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu di sekitarnya. Hal ini terutama dengan hal yang memiliki potensi penyakit.

Ia tak menampik, penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini. Hal ini terlihat dari jenis penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh virus. Beberapa di antaranya seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis (TBC), diare, polio, campak, dan kecacingan.

Berikut, ada pula penyakit yang disebabkan oleh binatang. Sebut saja seperti flu burung, pes, dan anthrax. Kemudian penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD), chikungunya, dan malaria.

Husnul mengungkapkan, terdapat sejumlah faktor yang memicu munculnya penyakit berbasis lingkungan. Faktor-faktor tersebut antara lain ketersediaan dan akses terhadap air yang aman serta akses sanitasi dasar yang layak. Kemudian faktor penanganan sampah dan limbah, vektor penyakit serta perilaku masyarakat.

Menurutnya, paradigma mengobati harus mulai diubah dari aspek pencegahan. Pada aspek makanan misalnya, Dinkes Kota Malang telah membuat pelatihan atau penyuluhan penjamah makanan (orang yang mengoperasikan makanan).

Melalui kegiatan ini, para juru masak dan semua peserta yang mengikuti akan mendapatkan sertifikat. "Sehingga mereka mempunyai pemahaman tentang membuat makanan yang baik dan benar," ungkapnya.

Selain itu, terdapat petugas sanitarian di setiap puskesmas yang memiliki latar belakang kesehatan lingkungan. Langkah ini bertujuan untuk melakukan inspeksi langsung ke tempat pengolahan makanan.

Sementara terkait dengan aspek kesehatan dan penyelenggara air, ada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM), depot air minum, dan penyelenggara individu lainnya. Mereka bertugas dalam kegiatan internalnya memastikan kualitas air dan alat-alat.

Sejauh ini, kata Husnul, jumlah HIPPAM di Kota Malang tercatat ada 42 dan tersebar di lima kecamatan. Ia memastikan, Dinkes melakukan pengawasan kualitas air dan inspeksi langsung.

Kemudian juga memberikan pembinaan seperti alat penyaringan yang baik sebagaimana mestinya. "Lalu terkait bagaimana cara mengemas air minum,” jelas Husnul.

Pada aspek udara, Dinkes Kota Malang fokus pada kesehatan udara ruang, seperti di fasilitas kesehatan, pasar, hotel, sekolah dan sebagainya. Dinas akan mengawasi dari sisi mikrobiologi, yakni pada kandungan bakteri dalam udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara.

Sementara untuk aspek penyehatan tempat-tempat umum dan pemukiman, mereka mendapatkan edukasi tentang rumah dan pemukiman yang memenuhi sanitasi dasar atau rumah sehat. Untuk aspek vektor binatang, Dinkes Kota Malang melakukan edukasi dan pengendalian vektor di rumah dan lingkungan.

Pengendalian vektor ini termasuk pembasmian, penangkapan, dan pengendalian. Menurut Husnul, seluruh kegiatan pencegahan lingkungan memang harus ditangani dengan baik. Hal ini karena lingkungan dapat menjadi sumber atau penyebab penyakit. "Lingkungan dapat menjadi media penularan, menjadi pemicu dan agen perubahan," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement