Jumat 18 Jun 2021 09:22 WIB

PDIP, Gerindra, Golkar Diprediksi Kembali Rujuk Usai Pilpres

PDIP, Gerindra, Golkar dipandang punya kedekatan ideologi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat ditemui di kantornya Rawamangun, Jakarta, Kamis (7/2).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat ditemui di kantornya Rawamangun, Jakarta, Kamis (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei LSI Denny JA memprediksi PDIP, Golkar dan Gerindra akan kembali berkoalisi di pemerintahan pasca bertarung di Pilpres 2024. Ketiga partai itu dipandang punya kedekatan ideologi.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, membuat simulasi pertarungan PDIP, Gerindra dan Golkar di Pilpres 2024. Dengan skenario ketiga partai itu nantinya mengusung capresnya sendiri-sendiri.

Baca Juga

"Kalau kita membayangkan atau membuat simulasi PDIP vs Gerindra vs Golkar, artinya tiga partai besar masing-masing king maker-nya memutuskan mengajukan capres masing-masing, PDIP mengajukan capres sendiri kadernya apakah Puan Maharani atau Ganjar Pranowo," kata Adjie konferensi pers virtual pada Kamis (17/6).

Selanjutnya, Gerindra masih keras kepala ingin mengajukan Prabowo sebagai capres. Nantinya, Prabowo akan maju sebagai capres dengan tambahan koalisi partai lain. "Dan Golkar tetap ingin menjadi capres atau minimal cawapres Airlangga menjadi calon wakil presiden dari seorang calon presiden yang memiliki daya tarik di pemilih muslim," ujar Adjie.

Walau begitu, Adjie menyebut kalau skenario ini terjadi ketiga partai itu tak akan bermusuhan usai Pilpres 2024. Ia menduga tiga partai itu bisa bersatu kembali membentuk pemerintahan yang kuat di periode 2024-2029 tanpa memandang siapapun capres yang menang dari tiga partai itu.

"Kalaupun akhirnya skenario ketiga terjadi siapapun yang terpilih sebagai calon presiden tiga partai ini punya potensi untuk kembali bersatu membentuk pemerintahan yang kuat," ucap Adjie.

Adjie mengamati PDIP, Gerindra dan Golkar punya rekam jejak sebagai aliansi. Selain itu, menurutnya ketiga partai tersebut saling membutuhkan. "Karena kita melihat potensi dan histori komunikasi antara tiga partai ini memang cukup kuat dan tiga partai ini juga saling membutuhkan," ujar Adjie. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement