Jumat 18 Jun 2021 08:51 WIB

Pembangunan Double Track Hanya Sampai Stasiun Paledang

Stasiun Paledang-Stasiun Bogor tetap single track dan disambungkan sky bridge.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Stasiun Bogor Paledang yang nantinya melayani kereta jalur double track Bogor-Sukabumi.
Foto: Antara
Stasiun Bogor Paledang yang nantinya melayani kereta jalur double track Bogor-Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Proyek jalur ganda (double track) Bogor-Sukabumi di titik Kota Bogor saat ini masih berjalan. Rencananya, pembangunan jalur ganda yang menyusuri rel eksisting hanya sampai Stasiun Paledang saja, tidak diteruskan ke Stasiun Bogor, sebagai tempat terakhir perjalanan KRL Commuter Line.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, Erni Basri mengatakan, nantinya pelayanan penumpang antara Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang dihubungkan dengan jembatan layang. Dia tidak menjelaskan, mengapa rute pendek itu tidak sekaligus dibangun jalur ganda.

"Saat ini perencanaan double track hanya sampai Paledang saja, pelayanan penumpang yang terhubung dengan Stasiun Bogor menggunakan sky bridge," kata Erni kepada Republika di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/6).

Stasiun Paledang terletak sekitar 200 meter di selatan Stasiun Bogor. Selama ini, Stasiun Paledang menjadi tempat pemberangkatan kereta menuju Sukabumi. Dengan begitu, nantinya rute Bogor-Sukabumi menjadi jalur ganda, dan hanya Paledang-Stasiun Bogor tetap rel tunggal (single track). Adapun Bogor-Jakarta sudah eksisting jalur gandang.

Meski begitu, menurut Erni, muncul juga wacana untuk menyatukan Stasiun Paledang dan Stasiun Bogor yang masih dalam pembahasan. "Wacana menyatukan Stasiun Paledang dan Stasiun Bogor masih dilakukan pembahasan dengan pihak Pemkot Bogor, Ditjen Perkeretaapian, BPTJ, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, dan PT KAI,” ujar Erni menambahkan.

Dia menjelaskan, saat ini pembangunan jalur ganda Kota Bogor sudah hampir mencapai 56 persen. Adapun titik pekerjaan di Kota Bogor mulai dari kilometer 0+200 sampai dengan kilometer 9+300 sepanjang 9,1 kilometer spoor (km’sp) menyusuri rel eksisting.

Erni mengatakan, estimasi waktu pengerjaan jalur ganda mulai 2019, dan diproyeksikan kelar 2022. "Kalau titik fokus pengerjaan pada jalur ganda di wilayah kota Bogor adalah kilometer 0+200 sampai dengan kilometer 9+300. Akan tetapi ada koordinasi khusus di Stasiun Paledang," ujar Erni.

Dia menyebut, Pemkot Bogor akan dilibatkan terkait rencana pembangunan jalan layan penghubung antara Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang. Pihaknya  menjalankan program padat karya terkait proyek itu untuk menggerakkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Pekerja dilibatkan dalam pengerjaan galian, pembuatan drainase, bongkar pasang track sementara, urug kabel, dan pekerjaan sipil lainnya. "Pihak kelurahan beserta RT-RW setempat dilibatkan dalam program kegiatan Padat Karya pada lokasi pekerjaan dengan jumlah orang 292 orang," ujar Erni.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim menuturkan, pembangunan jalur ganda merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Sehingga proyek itu dikelola oleh pemerintah pusat. "Pemkot Bofor sebagai penerima manfaat. Kontraktor dari berbagai perusahaan juga diantaranya memakai tenaga dari Kota Bogor," tuturnya.

Lurah Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Johan mengatakan, warga di wilayahnya juga dilibatkan dalam pembangunan jalur ganda. Seluruh warga yang terlibat ditempatkan bekerja di titik pembangunan di sepanjang Kelurahan Paledang.

"Pembangunan double track dimulai Juni 2020, warga juga ada yg dilibatkan ada 10 orang. Ya semua di pembangunan, di satu titik Paledang saja," ujar Johan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement