Kamis 17 Jun 2021 21:04 WIB

PLN Siap Memimpin Transisi Energi Melalui Pengembangan EBT

Pengembangan EBT jadi prioritas penting ditetapkan 23 persen pada 2025

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. (ilustrasi)
Foto: dok. Istimewa
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Komitmen tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalam acara UN Global Compact Virtual Leaders Summit 2021.

Diselenggarakan pada 15-16 Juni 2021, UN Global Compact Leaders Summit sendiri merupakan agenda yang mempertemukan Kepala Negara, petinggi PBB, para pemimpin bisnis, akademia, dan organisasi non-pemerintah untuk membahas krisis global yang berkaitan dengan perubahan iklim, pandemi global Covid-19, ketimpangan sosial dan lain-lain.

“Akan ada penambahan kapasitas (listrik) di tahun 2060 sebesar 1.500 Tera Watt hour (TWh), yang artinya lima kali lipat dari kapasitas listrik di tahun ini. PLN punya komitmen penuh bahwa penambahan kapasitas itu akan berbasis pada renewable energy,” jelas Zulkifli.

Menurutnya, pengembangan EBT menjadi prioritas penting sehingga peningkatan bauran EBT dalam penyediaan listrik nasional ditetapkan sebesar 23 persen pada tahun 2025. Dirinya juga menambahkan bahwa pembangkit-pembangkit EBT diproyeksikan akan terakumulasi mencapai 10 Giga Watt (GW) pada tahun 2025 dan meningkat lagi hingga 15 GW pada tahun 2029.

Zulkifli juga optimistis, ke depannya EBT bukan hanya sebatas energi yang intermiten, melainkan sebagai pemikul beban dasar (baseload) yang akan bersaing dengan fossil fuel.

“Dan saat itulah development and application renewabele energy akan menjadi kekuatan PLN untuk menjamin seluruh pelosok negeri menyala dengan listrik yang ramah lingkungan. Ke depan, the development and application of renewable energy ini bukan hanya semata-mata karena kebijakan pemerintah, bukan hanya karena international agreement tetapi karena Renewable Energy secara sistem, secara komersial, secara keekonomian memang superior, memang mampu bersaing dengan fossil fuel,” tambah Zulkifli.

Dalam kesempatan yang sama, Zulkifli juga menjelaskan, pihaknya pada tahun 2030 akan mulai memensiunkan pembangkit-pembangkit tua yang subcritical. Dalam jangka pendek, pembangkit yang masih berbasis BBM impor dengan biaya yang sangat mahal, akan diganti dengan pembangkit-pembangkit berbasis renewable, dan baseload. Kita mengubah BBM yang mahal, impor, dan menimbulkan polusi, untuk secara penuh bergeser pada energi murah, berbasis kekuatan domestik, dan lebih ramah lingkungan.

PLN berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon bukan hanya didasari kebijakan atau perjanjian internasional. Tetapi untuk generasi yang akan datang bisa menikmati masa depan yang lebih baik dari generasi sekarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement