Jumat 18 Jun 2021 01:00 WIB

AS Setop Bantuan untuk Perlindungan Suaka Margasatwa Kamboja

Bantuan dana disetop karena tingkat pembalakan liar cukup tinggi di Prey Lang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Gajah (Ilustrasi)
Foto: AP/Anupam Nath
Gajah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Amerika Serikat (AS) mengakhiri program bantuan untuk melindungi salah satu suaka margasatwa terbesar di Kamboja. AS menghentikan bantuan dengan alasan memburuknya deforestasi, dan pembungkaman pihak yang berbicara tentang perusakan sumber daya alam.

Kedutaan Besar AS di Phnom Penh mengatakan pada Kamis (17/6), mereka telah menginvestasikan lebih dari 100 juta dolar AS untuk memerangi deforestasi. Meskipun ada beberapa kemajuan, tingkat pembalakan liar yang tinggi terus berlanjut di Suaka Margasatwa Prey Lang.

Sejak 2016, Prey Lang telah kehilangan sekitar 38 ribu hektar hutan atau hampir sembilan persen dari luas hutan. AS menuduh pihak berwenang Kamboja tidak tegas dalam menjatuhkan hukuman bagi kejahatan satwa liar atau menghentikan kegiatan terlarang.

"Selain itu, pemerintah terus membungkam dan menargetkan komunitas lokal dan mitra masyarakat sipil mereka yang prihatin atas hilangnya sumber daya alam mereka," kata pernyataan Kedutaan Besar AS di Phnom Penh

Pada Februari, pihak berwenang melakukan penahanan dan kemudian membebaskan aktivis lingkungan yang melakukan aksi protres di dalam cagar alam. "Sebagai akibat dari kekhawatiran yang belum terselesaikan ini, Amerika Serikat mengakhiri bantuan kepada entitas pemerintah di bawah proyek USAID Greening Prey Lang," kata Kedutaan Besar AS.  

Kedutaan Besar AS menambahkan, bantuan akan dialihkan untuk mendukung masyarakat sipil, sektor swasta, dan upaya lokal. Kedutaan AS mengatakan, AS akan terus terlibat dengan Pemerintah Kamboja mengenai perubahan iklim dan masalah lingkungan yang menjadi perhatian bersama dan global, termasuk melalui Kemitraan Mekong-AS.  

Pemerintah Kamboja membantah bahwa kegiatan pembalakan liar skala besar terus berlanjut di cagar alam. Pemerintah Kamboja mengatakan, berakhirnya program bantuan AS menunjukkan negara itu sekarang mampu melindungi lingkungan sendiri. "Kementerian Lingkungan ingin menekankan bahwa kejahatan sumber daya alam skala besar di Suaka Margasatwa Prey Lang dan kawasan lindung lainnya tidak lagi terjadi, tetapi kejahatan skala kecil terus terjadi," kata juru bicara Kementerian Lingkungan Neth Pheaktra.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement