Kamis 17 Jun 2021 18:23 WIB

Bupati Garut: Pesta Pernikahan Picu Lonjakan Kasus Covid-19

Masyarakat menyelenggarakan pesta pernikahan tanpa mematuhi protokol kesehatan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Pasien Covid-19 di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, diantarkan petugas menggunakan sepeda motor, Rabu (9/6). Pasien menolak diantar dari puskesmas ke rumah menggunakan ambulans karena dinilai akan membuat lingkungannya gaduh.
Foto: Kades Cisewu
Pasien Covid-19 di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, diantarkan petugas menggunakan sepeda motor, Rabu (9/6). Pasien menolak diantar dari puskesmas ke rumah menggunakan ambulans karena dinilai akan membuat lingkungannya gaduh.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Kabupaten Garut masuk dalam posisi tiga besar daerah dengan kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat (Jabar). Sebab, sejak libur Lebaran kasus Covid-19 di daerah itu terus mengalami peningkatan. 

Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, kasus Covid-19 di daerahnya banyak terjadi di kampung-kampung. Ia mencontohkan, di wilayah selatan Kabupaten Garut saat ini terdapat lebih dari 400 kasus akrif Covid-19.

"Yang membawa dampak (besar) Garut itu ya 400 itu, sehingga Garut masuk 3 besar sebagai daerah yang kasus aktifnya paling tinggi,” kata dia melalui keterangan resmi, Kamis (17/6).

Ia menilai, lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut ini salah satunya dikarenakan acara pernikahan yang tidak terkendali. Menurut dia, masyarakat di kampung-kampung banyak yang menyelenggarakan pesta pernikahan dengan tidak mematuhi protokol kesehatan (prokes). Hal itu yang menjadi salah satu pemicu 

Menurut dia, adanya penyelenggaraan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak bebapa waktu lalu justru tak memiliki dampak pada lonjakan kasus Covid-19. "Alhamdulillah dampak dari Pilkades enggaj ada. Kita nunggu dua minggu dampak dari Pilkades tidak ada. Yang ada dari dampak hajatan," kata dia.

Selain itu, Rudy menambahkan, keterlambatan masyarakat dalam melaporkan gejala-gejala terkait Covid-19 menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang meninggal dunia di Kabupaten Garut. Alhasil, petugas kesulitan menangani pasien yang sudah bergejala kritis.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut bukan semata karena aktivitas selama Lebaran. Aktivitas pilkades serentak juga ikut menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.

Ia menilai, pelaksanaan pilkades banyak penerapan protokol kesehatan yang dilanggar. "Bukan saat pemilihannya, tapi saat sosialisi, perayaan, kampaye, itu kan mengundang massa. kalau hari H iya pakai prokes, tapi saat kampanye dan perayaan kan kita lihat yang masih melanggar prokes," kata dia.

Secara keseluruhan, total kasus Covid-19 di Kabupaten Garut hingga Rabu berjumlah 13.367 kasus. Sebanyak 2.530 orang menjalani isolasi mandiri, 557 orang isolasi di rumah sakit, 9.692 orang telah dinyatakan sembuh, dan 588 orang meninggal dunia. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement