Kamis 17 Jun 2021 16:41 WIB

20 Warga Positif Covid-19, Satu Desa di Purbalingga Lockdown

Masih ada 18 warga yang hasil tesnya belum keluar

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Petugas gugus tugas Covid-19, Pemkab Purbalingga menggelar razia masker.
Foto: . Humas Pemkab Purbalingga
Petugas gugus tugas Covid-19, Pemkab Purbalingga menggelar razia masker.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro tingkat RT, sudah tidak bisa diterapkan di Desa Manduraga Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. Hal itu menyusul banyaknya warga desa yang terjangkit Covid 19.

''Sejauh ini, ada 20 warga yang positif Covid 19,'' kata Kepala Desa Manduraga, Hardizon, Kamis (17/6).

Baca Juga

Dia menyebutkan jumlah itu masih bersifat sementara karena masih ada tes swab yang hasilnya belum keluar. ''Masih ada 18 orang yang hasil swabnya belum keluar. Mereka semua memiliki kontak erat dengan warga yang sudah diketahui positif Covid-19,'' ujarnya.

Menurutnya, keputusan melakukan lockdown bagi wilayah desanya, dilakukan setelah pihaknya mempertimbangkan berbagai hal. ''Kalau melakukan PPKM Mikro berskala RT, kami kesulitan karena kasusnya sudah menyebar ke beberapa RT. Karena itu, sekalian saja kami lakukan lockdown tingkat desa,'' ujarnya.

Lockdown yang dilakukan, antara lain dengan menutup total jalan masuk ke desa tersebut. Seluruhnya, ada empat akses masuk menuju Desa Manduraga. Di masing-masing jalan masuk tersebut, dibuat portal yang membatasi warga keluar masuk desa tersebut.

''Dari empat jalan masuk ini,  tiga jalan ditutup total sehingga warga tidak bisa keluar masuk desa. Sedangkan satu pintu dilakukan buka-tutup dengan penjagaan oleh petugas hansip. Melalui satu akses tersebut, warga yang memiliki kepentingan mendesak bisa melintas,'' katanya.

Dia menyebutkan, penutupan akses jalan ini sudah dikoordinasi dengan para pimpinan forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam). ''Hal itu terpaksa dilakukan untuk membatasi mobilitas warga, karena merebaknya Covid 19 pada warga desa kami juga diperkirakan akibat mobilitas warga,'' katanya.

Selain akses jalan, pasar desa yang ada di desa tersebut juga ditutup sementara. Penutupan pasar dilakukan karena ada satu keluarga yang rumahnya di dekat komplek pasar diketahui positif Covid. ''Pasar sementara tidak beroperasi. Tapi kalau warung-warung kecil masih boleh buka,'' katanya.

Sedangkan untuk kegiatan ibadah, Hardizon menyatakan, warga masih bisa melaksanakan shalat wajib di mushola atau di masjid desa. Tapi untuk ibadah shalat Jumat, untuk sementara belum diizinkan. ''Kebijakan lockdown ini kami berlakukan, sampai kondisi Covid-19 di desa kami mereda,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement