Rabu 16 Jun 2021 23:33 WIB

Universitas Muhammadiyah Kudus Aktifkan Tempat Isolasi Covid

Shelter isolasi mandiri ini rencananya sudah mulai beroperasi pada 17 Juni 2021

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Shelter isolasi mandiri Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Shelter isolasi mandiri Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Bupati Kudus, Hartopo, meresmikan Pesantren Covid Shelter MCCC di Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU). Shelter didirikan atas kerja sama PWM Jawa Tengah, PDM Kudus, RS Aisyiyah Kudus, MCCC, Lazismu, dan Pemkab Kudus.

Hartopo mengapresiasi pembentukan Pesantren Covid Shelter MCCC UMKU tersebut. Ia menilai shelter ini sangat membantu pemda dalam melakukan upaya-upaya isolasi mandiri, mengingat banyaknya warga yang harus diisolasi. Apalagi, mereka harus diisolasi di Asrama Haji Donohudan karena keterbatasan ruang isolasi yang ada di Kudus.

Baca Juga

Hartopo berharap pendirian shelter ini bisa diikuti universitas, perusahaan, pabrik, dan seluruh elemen masyarakat lainnya. "Mudah-mudahan ke depan setiap universitas, pabrik, maupun desa yang ada di Kudus mampu menginisiasi pembuatan dan pengelolaan shelter untuk menampung warganya sendiri," kata Hartopo, Rabu (16/6).

Rektor UMKU, Rusnoto, berharap shelter ini bisa membantu mengurangi penularan bagi warga yang terkonfirmasi positif dan harus diisolasi. UMKU akan bekerja sama dengan RS Aisyiyah untuk melakukan screening sebelum menerima pasien.

"Kita tidak langsung memasukkan mereka yang terkonfirmasi ke shelter. Namun rekomendasi dari dokter maupun tim kesehatan RS Aisyiyah yang jadi acuan kita memasukan mereka yang terkonfirmasi positif ke shelter," ujar Rusnoto.

Ia menegaskan tim shelter ini sudah berkomunikasi dengan pemangku kepentingan lingkungan sekitar guna memastikan keamanan dan kenyamanan bersama. Karenanya, Rusnoto berterima kasih atas kehadiran Bupati Kudus dalam pengaktifkan shelter.

Direktur RS Aisyiyah Kudus Hilal Ariadi menambahkan selama di shelter tim kesehatan akan memantau perkembangan pasien lewat kunjungan dokter setiap hari. Jika ditemukan gejala berat, akan disiapkan ambulans untuk mengantar ke RS.

"Jika setelah diperiksa ternyata bisa isolasi mandiri, maka pasien dikembalikan ke shelter, dan jika kondisinya gawat, maka dirawat inapkan di RS," kata Hilal.

Setelah peresmian, rombongan Bupati Kudus, Rektor UMKU, dan Direktur RS Aisyiyah Kudus juga meninjau ruangan-ruangan yang ada dalam Pesantren Covid Shelter MCCC UMKU. Adapun shelter ini rencananya sudah mulai beroperasi pada 17 Juni 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement