Rabu 16 Jun 2021 22:00 WIB

Komnas Anak Minta Ibu-ibu Waspadai Zat Kimia BPA

Zat kimia ini memiliki sifat beracun dan terindikasi menyebabkan penyakit kanker

Arist Merdeka Sirait
Arist Merdeka Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menghimbau kepada semua ibu di seluruh nusantara untuk menolak zat Bisphenol A (BPA) pada produk kemasan galon plastik.

“Galon guna ulang itu kenapa terjadi migrasi BPA karena di jalan saat pengangkutan terpapar matahari, dilempar-lempar yang membuat terkelupas. Begitu juga wadah plastik yang lain. Intinya harus menolak BPA," kata Arist dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (6/6).

Sebagaimana diketahui BPA umumnya digunakan untuk produksi plastik dan resin. Zat kimia ini memiliki sifat beracun dan terindikasi dapat menyebabkan penyakit kanker.

Arist juga mendesak Badan POM sebagai pemegang regulator peredaran pangan dan obat-obatan untuk memberi label peringatan konsumen pada kemasan plastik yang mengandung BPA. Ia mengatakan segala hal yang menyangkut informasi produk itu sudah seharusnya disampaikan secara jelas.

“Kode daur ulang juga harus dicantumkan besar-besar. Supaya ibu-ibu dapat melihat dengan jelas dan bisa menghindarinya. Karena dampak paparan BPA itu bisa menimbulkan kanker, lahir prematur dan lain sebagainya,” kata dia.

Sekjen JPKL, Masyus, menyampaikan pula hal yang sama. Pihaknya turut mendesak Badan POM sebagai lembaga pemegang regulator peredaran makanan, minuman dan obat-obatan agar segera memberi label peringatan konsumen pada galon guna ulang. “Ini diperlukan supaya tidak dikonsumsi oleh bayi, balita dan janin pada ibu hamil,” ujarnya.

Kenapa dikhususkan kepada bayi, balita dan pada ibu hamil? Masyus mengatakan kelompok in isangat rentan terdampak penyakit akibat paparan BPA secara akumulatif.

"Saat ini, semua botol susu bayi sudah terbebas dari BPA. Tapi jadi mubazir jika sumber air yang digunakan untuk membuat susu dari air galon guna ulang yang termigrasi BPA," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement