Rabu 16 Jun 2021 19:42 WIB

Lagu Baru dari Masa Lalu Populerkan Kembali Tembang Lawas

Delapan musisi bawakan lagu lawas dengan rasa baru.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Yayasan Irama Nusantara bersama MLDSPOT meluncurkan album mini bertajuk Lagu Baru dari Masa Lalu - Volume 1
Foto: Dok MLDSPOT/Yayasan Irama Nusantara
Yayasan Irama Nusantara bersama MLDSPOT meluncurkan album mini bertajuk Lagu Baru dari Masa Lalu - Volume 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Irama Nusantara bersama MLDSPOT meluncurkan album mini bertajuk Lagu Baru dari Masa Lalu - Volume 1. Karya berisi lima lagu legendaris era 1980-an yang diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh delapan musisi Indonesia.

Tembang pertama adalah "Walau Dalam Mimpi" ciptaan David Mesakh yang dulu dipopulerkan oleh Ermy Kulit. Lagu tersebut dinyanyikan ulang oleh musisi perempuan beraliran pop eksploratif asal Bandung, Dhira Bongs, yang menyajikan lagu dengan gaya dan karakternya.

Baca Juga

Lagu "Senja dan Kahlua" milik grup band Transs yang digawangi nama-nama tenar seperti Fariz RM dan Erwin Gutawa, kini dibawakan kembali oleh Kurosuke. Sementara, "Terbanglah Lepas" ciptaan almarhum Yockie Suryoprayogo dibawakan oleh putrinya, Aya Anjani, bersama Parlemen Pop.

 

Musisi Vira Talisa dan juara MLDJAZZPROJECT musim perdana, Adoria, berkolaborasi membawakan ulang lagu "Dunia Yang Ternoda" dari Jimmie Manopo. Mondo Gascaro dan Andien mengemas duet Chrisye dan Vina Panduwinata dalam "Kisah Insani".

Perwakilan MLDSPOT, Goardan Saragih, menuturkan bahwa album mini itu merupakan upaya melestarikan dan memopulerkan kembali lagu-lagu legendaris yang pernah berjaya di Indonesia. Ada apresiasi terhadap pencipta musik lawas, sekaligus memperkuat ekosistem dan memperkaya khazanah musik Tanah Air.

Album mini juga bertujuan menginspirasi pencinta musik di Indonesia. "Bisa menjadi pesan bagi generasi yang lebih muda bahwa Indonesia memiliki warisan musik yang sangat banyak dan dapat menjadi referensi untuk menciptakan karya berkualitas di masa mendatang," ujar Goardan.

Kolaborasi tidak terlepas dari rekam jejak Irama Nusantara sebagai lembaga nirlaba yang konsisten melakukan pengarsipan digital rilisan musik populer Indonesia sejak 2013. Data-data digital musik legendaris Indonesia diharapkan dapat terus diapresiasi dan diselebrasi.

Manajer Program Irama Nusantara, Gerry Apriryan, menjelaskan bahwa album mini bertema Indonesian City Pop. Tema tercetus dari temuan di berbagai kanal streaming musik digital bahwa sejak beberapa tahun terakhir pencinta musik di Indonesia sering memutar genre tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement