Rabu 16 Jun 2021 17:44 WIB

Menilik Dedikasi Zaenur, Seorang Operator KPJR KAI

Zaenur Rochman mengaku sangat bangga menjadi operator KPJR KAI

Kereta Perawatan Jalan Rel (KPJR).  KPJR merupakan salah satu alat berat di dunia perkeretaapian yang fungsinya untuk melakukan perawatan jalan rel. KPJR berfungsi memadatkan batu-batu yang ada di bawah bantalan (ballast)/kricak.
Foto: PT KAI
Kereta Perawatan Jalan Rel (KPJR). KPJR merupakan salah satu alat berat di dunia perkeretaapian yang fungsinya untuk melakukan perawatan jalan rel. KPJR berfungsi memadatkan batu-batu yang ada di bawah bantalan (ballast)/kricak.

REPUBLIKA.CO.ID, Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata kereta api? Mungkin ada yang langsung terbesit gambaran rangkaian gerbong kereta yang ditarik oleh lokomotif yang dioperasikan oleh masinis, berjalan di atas rel, dan berhenti di stasiun.

Tidak ada yang salah memang, namun tahukah kamu bahwa ada komponen pendukung pengoperasian kereta api lainnya? Salah satunya yaitu Kereta Perawatan Jalan Rel (KPJR).

PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang merupakan BUMN operator perkeretaapian di Indonesia tentu mempunyai KPJR. KPJR merupakan salah satu alat berat di dunia perkeretaapian yang fungsinya untuk melakukan perawatan jalan rel. KPJR berfungsi memadatkan batu-batu yang ada di bawah bantalan (ballast)/kricak.

Batu ballast yang ada di bawah bantalan itu akan dipadatkan oleh Tamping Unit yang ada di kereta tersebut. Selain itu, KPJR yang dimiliki KAI juga berfungsi memperbaiki keselarasan rel untuk membuatnya tetap sejajar, agar mudah dilewati KA penumpang dan barang, dan untuk mengurangi tekanan mekanik pada rel terhadap kereta yang lewat. 

Adalah Zaenur Rochman, yang merupakan seorang operator KPJR yang sudah bekerja di KAI kurang lebih 11 tahun. Memulai karir di KAI pada tahun 2009, saat ini ia berdinas sebagai Operator KPJR di Daop 2 Bandung. Sebelumnya, ayah tiga anak ini bekerja sebagai sales sepatu di Bandung.

Awal mula mengapa ia bergabung di KAI merupakan kisah yang cukup menarik. Ia mengaku, menjadi karyawan KAI adalah impian dan cita-citanya. 

Saat itu, ia punya kebiasaan menjalankan sholat di Mesjid Alun-alun Kota Bandung yang dekat dengan tempat kerjanya sebagai sales sepatu. Setelah menjalankan sholat, biasanya ia berdoa agar mimpinya menggunakan seragam KAI dapat terwujud.

Tepatnya, pada tahun 2009, secara tidak sengaja ia melihat lowongan penerimaan karyawan KAI di salah satu koran yang dijual di halaman masjid tersebut. Seperti peribahasa, gayung bersambut kata berjawab.

Prosesnya menjadi karyawan KAI dipermudah berkat doa-doanya selama ini. Ia lulus dalam setiap tahapan seleksi menjadi karyawan KAI yang menggunakan sistem gugur. Ia terpilih menjadi salah satu yang terbaik dari ribuan peserta. 

“Menjadi karyawan KAI merupakan cita-cita dan kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya merupakan orang pertama di keluarga yang dapat bekerja di sini. Di kereta api saya mendedikasikan kinerja terbaik untuk ikut serta memberikan sumbangsih bagi keselamatan perjalanan kereta api,” kata Zaenur.

Saking bangganya, ia bahkan melaminating pengumuman koran kelulusan penerimaan dirinya menjadi karyawan KAI. Ia mengaku, masih menyimpan hasil kelulusan tersebut sampai saat ini. Hal itu sebagai kenang-kenangan atas perjuangan dan bentuk rasa syukurnya atas hadiah yang diberikan Allah padanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement