Rabu 16 Jun 2021 14:50 WIB

Terdampak Pandemi, Pelatih Olahraga tak Dapat Stimulus

Diharapkan ada stimulus dari pemerintah maupun institusi terhadap pelatih olahraga.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pelatih memberikan arahan gerakan bela diri boxer.
Foto: Antara/Candra Yanuarsyah
Pelatih memberikan arahan gerakan bela diri boxer.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setahun lebih pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pelatih olahraga, khususnya di DIY. Pelatih basket Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Alfa Hari Kusumanegara mengatakan, dampak yang dirasakan terutama terkait dengan perekonomian.

Tidak adanya kegiatan pertandingan dan berkurangnya kegiatan pelatihan untuk atlet menyebabkan pendapatan pelatih olahraga pun berkurang. Bahkan, katanya, ada yang tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.

"Ada beberapa teman-teman pelatih yang dia tidak digaji karena kegiatan belajar ditiadakan, jadi tidak ada pembayaran, ada juga dia yang dapat pengurangan juga," kata Alfa melalui sambungan telepon, Rabu (16/6).

Sementara, perhatian baik dari pemerintah maupun institusi sangat kurang. Pasalnya, Alfa menyebut, hingga saat ini belum ada stimulus yang diberikan kepada pelatih olahraga, khususnya di DIY.

"Kalau di Yogya stimulus kita belum dapat sama sekali, teman-teman yang bekerja di bidang olahraga belum dapat bantuan sama sekali. Perhatiannya masih sangat kurang di dunia keolahragaan," ujarnya.

Berkurangnya pendapatan, banyak dari pelatih olahraga yang mencari pendapatan lain di luar dunia olahraga. Alfa menuturkan, ada yang bahkan beralih menjadi ojek online dikarenakan tidak adanya kegiatan pelatihan maupun pertandingan selama pandemi Covid-19.

"Kita hanya berusaha semaksimal mungkin mencari pekerjaan tambahan lain. Ada yang jualan kopi, jelas sangat berpengaruh di ekonomi karena tidak ada kegiatan, bagaimana mereka mendapatkan fee kalau tidak ada kegiatan," jelas Alfa.

Sementara itu, ada beberapa pelatih yang masih aktif untuk memberikan pelatihan secara daring (online). Namun, ada pengurangan pendapatan yang bahkan hanya mendapat penghasilan sebesar 20 persen jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Sehingga, mencari tambahan penghasilan menjadi pilihan yang harus dilakukan bagi pelatih-pelatih olahraga khususnya di DIY. "Gaji pelatih di DIY saja sudah kecil, kita ambil contoh misalnya Rp 1 juta, hanya 20 persen dari gaji itu yang bisa didapatkan. Kalau mereka yang tidak ada kegiatan, maka tidak mendapatkan apa-apa," katanya.

Ia pun berharap ada stimulus dari pemerintah maupun institusi terhadap pelatih-pelatih olahraga. Sehingga, pelatih olahraga dapat bertahan di situasi pandemi Covid-19.

"Dunia olahraga sangat terdampak, apalagi basket yang merupakan olahraga beregu dan ada berkumpul disana. Maka selama pandemi kegiatannya dihentikan," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement