Rabu 16 Jun 2021 08:00 WIB

Legislator Imbau Vaksinasi untuk Napi Dipercepat

Vaksinasi untuk napi diharap disegerakan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Legislator Imbau Vaksinasi untuk Napi Dipercepat. Foto:  Lapas (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Legislator Imbau Vaksinasi untuk Napi Dipercepat. Foto: Lapas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR,  Ahmad Sahroni, menyayangkan adanya temuan lonjakan kasus covid-19 di Lembaga Permasyarakatan (lapas) Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Sahroni mengimbau agar vaksinasi untuk para napi dipercepat.

"Semakin banyak napi yang divaksin semakin rendah juga nanti penularannya," kata Sahroni dalam keterangannya, Selasa (15/6).

Baca Juga

Politikus Partai NasDem itu juga meminta Kemenkumham agar meningkatkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Lapas. Ia menilai hal tersebut sangat penting mengingat kondisi lapas yang rata-rata sudah penuh, hingga membuat kondisi tinggal di sana menjadi rawan berkerumun. 

"Belum lagi jika kita mengingat bahwa mayoritas lapas di Indonesia banyak yang overcrowded, hingga membuat jaga jarak sulit dilakukan," ujarnya.

Selanjutnya, Sahroni meminta kepada Kemenkumham untuk segera melakukan contact tracing terhadap para penderita Covid-19 di lapas, demi menghindari penyebaran penyakit secara lebih luas.

Selain dari kunjungan, penularan covid di Lapas tinggi juga karena kepadatan Lapas atau overkapasitas. 

"Sembari Kemenkumham menyelesaikan persoalan overkapasitas, para petugas tidak boleh lengah terhadap kemungkinan adanya penularan, jadi harus cepat-cepat dilakukan tracking terhadap para penderita. Selain itu, permasalahan ini bisa diatasi dengan percepatan vaksin untuk warga lapas,"

ucapnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan sampai saat ini sudah ada 275 orang di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta yang positif covid. Angka ini merupakan hasil tracing beberapa hari terakhir.

"Yang positif 165 orang itu kemarin sore, ditambah 110 orang, sekarang sudah 275 orang, tracing masih karena itu blok-blok," kata Joko, Senin (14/6). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement